Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Bacakan Untukku, Sajak Penggali Jiwa

1 November 2020   06:27 Diperbarui: 1 November 2020   06:54 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam hendak menjelang, ketika tawa merdu mulai di hidangkan, bibir-bibir di poles merah, bau harum melati dan kenanga menyemarakan suasana. Cekikikan dari bilik kecil nan temaram, antara syurga dan neraka hampir tiada beda.

Sunyi tiada tangis. Wajah tersenyum menyembunyikan gerimis, mata sayu memendam hati pedih luka teriris. "Sambutlah rajamu, belai manja mereka yang mengaku berkasta mulia. Kita hanya hina pemuas dahaga."

Sejak kapan malam berbisik kepada kelam? Sejak kapan kepalsuan hanya milik tuan bertahtah nominal. Sama-sama hitam, sama di lembah kesesatan.

Bacakan untuku sajak penggali jiwa, agar gersang batinku sedikit merasa. Aku manusia, aku punya jiwa, aku ingin duduk di syurga sebenarnya.

Sejak lahir, hingga maut hendak memenuhi takdir. Aku sama seperti dirimu, aku tiada beda seperti mereka.

*****

Baganbatu.1 november 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun