Engkau bertanya tentang malam? Bukankah luka di dadaku masih memerah, darah dan nanah bersuka ria merajam rasa.
Engkau bertanya tentang gelap? Lampiran hidupku yang meredup penuh kelam, jalan terjal ku terjang dengan mata terpejam.Â
Sangkamu tiada mendidih rongga dada dan ulu hati.
Sangkamu tak berat menyeret langkah dengan beban seribu janji.
Setiap kali malam menggantikan siang, setiap kali gelap dengan paksa merebut terang dari rasa, setiap kali tulang dan persendianku merapuh seumpama batu kapur di panggang rindu.
Ini malamu! Ini deritaku. Malam dan gelap menyembunyikan masa lalu dan masa depanku.
Engkau tega hendak bertanya malam kepadaku? Sungguh! Ujung nafasku seperti menyembelih ragaku.
*****
Baganbatu, 12 oktober 2020