Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mengajarkan Tentang Gelap Kepada Malam

17 April 2020   20:24 Diperbarui: 17 April 2020   20:22 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mari duduk di sebelahku" pinta tiang lampu taman menghiba, butiran rindu berpendar mengalahkan cahaya yang tersisa. Dua bocah tanpa alas kaki merapat mengharap angin dingin segera berlalu, menjauh hingga tak pernah kembali lagi. Gigil tubuh memeluk gelap yang tersamar, tiang lampu taman tersenyum memiliki teman.Serangga malam meringkuk diam dalam lubang dekat comberan, menanti untaian kisah mengharukan tentang keperkasaan gelap  menguasai malam. Berabad-abad yang lalu, melewati lintasan waktu sejak zaman batu.

"Kemana engkau hendak terbang?" Tanya pilu tiang lampu kepada angin malam. Begitu berulang pertanyaan standar yang tetap sopan. Jawaban hanya bentuk pengakuan, kecut hati melubangi rindu hingga ke inti perasaan.

Angin malam,bocah tanpa alas kaki, serangga malam, gelap yang menguasai. Masing-masing menanti suratan takdir di berikan, tentang kepastian akan kesudahan cerita usang yang terus berulang.

Tiang lampu taman terdiam. Hening dan sunyi ketika mereka bersepakat untk segera pergi. Malam mungkin menyaksikan, sedang ia terikat kontrak abadi bersama gelap. Ini yang mengunci.

Bagan batu, april 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun