Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Maaf, Apakah Hatimu Seputih Embun Bersalju?

23 Februari 2020   07:35 Diperbarui: 23 Februari 2020   07:37 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata-kata itu terus ia ucapkan, berulang-ulang hingga setiap jejak yang ia tinggalkan pasti bercerita tentang kesucian.

Pencarian yang telah melintasi batas kemampuan, mendaki bukit menuruni lembah demi sebuah jawaban. 

Tidak kepada batu, tidak kepada akar pohon yang menjuntai, kata-kata itu di ucapkan dengan ritme yang terjaga sejak awal hingga akhirnya

"Maaf, apakah hatimu seputih embun pagi?" kini memenuhi setiap ruang tanpa terkecuali. langit-langit ruang anggota dewan, ruang-ruang suci pemimpin keagamaan, bahkan hingga gubuk reot di pinggir kubangan comberan. 

Kata-kata itu menggema merusak gendang telinga, mencicit menderu memburu jawabanya, adakah yang mampu memberi jawab, ketika nanti berjumpa sang empunya tanya?

Kini setiap hati bertanya-tanya, putih atau warna lainkah hatinya. satu dua manusia mulai sibuk bertanya kepada dirinya, seratus dan seribu lainya hanya menganggap biasa. sampai akhirnya,,,,

Bagan batu-Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun