Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Marsinah Sedetik yang Lalu

3 Februari 2020   06:58 Diperbarui: 3 Februari 2020   07:00 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Tribunenews/Irwan Rismawan

Marsinah telah memenuhi takdirnya. Berwajah manis dengan senyum yang mampu mengalahkan sang surya, bernyali baja sekalipun tangan-tangan durjana hendak merenggut selembar nyawa dari raga. Marsinah wanita polos yang mengunyah kepedihan kaumnya, menyaksikan dengan derai air mata penindasan dan keadilan yang merajalela

Marsinah mengibarkan bendera perjuangan di setiap dada manusia Indonesia, meninggikan kembali panji-panji keadilan yang lama tenggelam di bawah kaki kedzoliman, membuka sumbat suara-suara  penderitaan golongan terpinggirkan. Marsinah maju kedepan, Marsinah menyongsong bahaya dengan hati putih tanpa rasa jerih

Benarkah Marsinah telah mati? Benarkah Marsinah telah pergi? Benarkah Marsinah telah menjauh dari perjuangan menegakan keadilan? Tidak! Marsinah telah terlahir kembali di setiap jiwa yang memiliki hati nurani, Marsinah kini bersemayam dalam tekat dan semangat yang menggelorah dalam jiwa. Marsinah ada di sini, di nalar sehat setiap insan yang menjadikan keadilan dan cinta kasih sebagai pandangan

Engkau yang berharap Marsinah musnah, bersiap-siaplah menanggung kecewa. Cita-cita Marsinah adalah embun  mengiringi pagi, cahaya terang yang mengusai hari, dan impian malam tatkalah kelam dan gelap menenggelamkan

Engkau yang berharap Marsinah hilang di telan teror dan penyiksaan, bersiap-siaplah menerima kenyataan. Setiap di sebut nama Marsinah, ribuan Marsinah baru terlahir dari rahim zaman. Kini dan nanti, selama ketidak adilan masih menguasai bumi, selama penghargaan kepada nasip kaum terpinggirkan masih sebatas slogan, Masinah hadir menjelma dalam wujud keberanian, Marsinah-Marsinah muda siap mengisi medan perjuangan

Sedetik yang lalu, Marsinah masih bercerita tentang banyak hal. Harum perjuanganya masih memenuhi langit bumi pertiwi, semangat dan keberanianya tetap menjadi terang bagi hati

Bagan batu, mengenang pahlawan Marsinah   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun