Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Penguasa Hati

25 Januari 2020   06:35 Diperbarui: 25 Januari 2020   06:44 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa telah penuh kedua tanganku dengan air mata, cincin pernikahan 24 karat tenggelam dalam genangan mata air kesedihan, tiap jejak yang ku tinggalkan, seribu kisah pilu berceceran membentuk ornamen menyedihkan. setiap kali, bahkan seringkali hampir tanpa ku mengerti

Hatiku! kemana hatiku berselancar saat ini. Mungkin ia berkelana di dunia maya, hinggap dari satu IP hingga pagi menjala. atau seluruh hati dan perabotan jiwa telah tergadaikan. bertukar dengan kesenangan semu sekedar memuaskan otak kanan. Kemungkinan, hampir mendekati kenyataan

Air mata tertumpah tanpa terasa, jiwa beserta hati kehilangan yang hakiki tak pernah lagi ingin mencari. Semua, tampaknya telah tiada seperti semula, tak peduli bila selamanya

Siapa yang membolak-balikan hati. Merubah hitam menjadi putih, cinta sekejap datang dengan cepat menjadi benci. hanya sekejap, belum lagi memaknai apa yang terjadi, berubah menimbulkan topan menghantam rongga dada. Terasa, walaupun kadang tak tahu dari mana ia berubah, begitu kadangkala seperti tanpa pertanda

Apa yang hendak di kata. Apa yang hendak di tuliskan. Penguasa hati terabaikan, terlewat seperti halte bis kota. semula tujuan kemudian di tinggalkan tanpa sepatah kata salam. Begitulah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun