Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Malam

22 Januari 2020   07:03 Diperbarui: 22 Januari 2020   07:03 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam di pinggir cakrawala. Sepi tak bertepi, gelap terhampar hingga menyentuh bumi. Angin berhembus membawa dingin, menyapa gelap dan sepi dari puncak mayapada

Malam di ujung sajadah. Tangis dan air mata telah tertumpah. Butiran dosa menggenangi samudera jiwa, melarutkan sekian banyak karat maksiat, mensucikan jiwa kerinduan kepada sang pencipta

Dekat, sangat dekat. Tak berjarak lagi Tuan dan hamba. Sekat telah tiada sebagai pembatas, tabir dan hijab telah tersingkap untuk mendekat kepada-NYA

Damai, indah, bahagia. Aliran darah di penuhi kesucian tak terkira, hati kembali menemukan tempat berlabuh yang sejati

Malam yang meneduhkan

Bagan batu, hari itu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun