Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | La

21 Desember 2019   05:23 Diperbarui: 21 Desember 2019   05:22 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

La, kerumunan telah menjebakmu. Menciptakan dinding bisu membelenggu, hempaskan berjuta sepi hampir membunuh. Itu ironi, suara-suara bising tak sampai menyentuh pipi, lalu-lalang tak mengusik bahkan tak berarti. Benar-benar sunyi

La, butiran debu telah menipumu. Membelokan tujuan kearah tak menentu, dirikan sekian banyak papan petunjuk, satu memutar mundur kebelakang, yang lain menyeberang padang tandus tak bertepian

La, Engkau letih di dalam kepasrahan. Tertunduk menghitung butiran pasir hingga pertengahan, memandang kebelakang berapa jarak telah di tinggalkan. Berapa lama engkau tempuh perjalanan? Sampai di mana kini engkau mengukir hari. Gelengan lemah pertanda engkau menanggung gelisah, hendak mencapai purnama tapi ujung langit belum lagi terjamah

La, ini jalan hidupmu. Seperti maumu, seperti inginmu

Bagan batu, di awal waktu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun