Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi | Berlari dan Melompat Dalam Deret Hitung Kerumitan

13 Desember 2019   09:02 Diperbarui: 13 Desember 2019   09:07 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejenak berhenti sekedar menarik napas di udara Jakarta yang terasa pengap, berjalan berjingkat menyusuri trotoar dengan bunyi-bunyian semacam orkestra besar membahana. Udara penuh slogan lagi bertumpuk segala ucapan, jalan beraspal penuh coretan janji tentang sehidup semati, apakah ini hubungan sepasang kekasih?

Dari Harmoni menghitung ulang wajah tegang yang lalu-lalang, senyuman seperti lebih mahal dari sebotol air mineral, bahkan tampak asing bagai penghuni bumi Jakarta adalah alien menyamar. Terasa asing melangkah di bumi sendiri, orang saling tak berbagi hanya demi kepentingan hari ini

Ayo singgah di apartemenku, mari minum seteguk teh hangat di rumah mewahku! Bahkan ucapan itu telah ku tunggu sejak kawasan menteng hingga mendekat istana presiden.ku tingkatkan kepekaan indera pendengaranku, agar suara halus seorang lelaki berbaju klimis tak terlewat, tapi hanya sia-sia

Mungkin lebih baik aku pulang jalan kaki melewati perumahan elit ini, siapa tahu ada ajakan makan malamdengan menu ala lalapan.

Jakarta dalam ingatan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun