Senajan, engkau taburkan harap di tengah badai, menanam wanginya mawar merah di meja gersang. Aliran air mata seketika terhenti, serpihan hati menyatu di figura biru
Senajan, angin menyapu lembut pucuk melati, ungkap segala isi hati yang penuh perih, tetes lembut hidupkan kembali aroma wangi. Hadirmu bagaikan tonggak api dalam gulita, menerangi tapi memberi lebih
Senajan, terimakasih. aku hampir hidup kembali, bilas rasa pedih dengan senyumu, rangkul langkah tertatih dengan lembutmu
Bagan batu sebelum memulai hari
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!