Malam ini ku gali kembali mata air kebijaksanaan, membolak-balik lembaran suci penuh pengajaran, berharap menemukan setitik cerah pemahaman, bagaimana seharusnya hidup dalam kefanaan
Ku ulang kata demi kata, ku kupas tuntas setiap jengkal hurup tanpa terlewat, aku kah yang tak mampu melihat apa yang tersurat? Hingga baris terakhir tak ku temukan sebagai obat
Mata telah lelah menemukan tuah, butiran sinar pencerahan seakan tiada, apakah ini pertanda mata hati telah buta? Membaca yang tampakpun tak kuasa
Kemana perginya penawar, bila hati nurani mengingkari kebenaran. Mata membaca hati membutakan, mulut berucap nurani membelokan, tak pernah selaras pengakuan dan perbuatan
Bila cahaya murni telah pergi, kemana nak ku cari kebenaran sejati. Lembaran-lembaran suci hanya pajangan, menghias perdebatan sebagai tontonan
Bagan batu 13 oktober 2019