Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Biarkan Aku Menua bersama Secangkir Kopi

11 Oktober 2019   06:05 Diperbarui: 11 Oktober 2019   06:21 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku masih berdiri di sini, menetak potongan waktu hingga tak berbentuk rindu, mencoret setiap kenangan yang datang bersama hembusan angin. Aku tak pernah beranjak pergi, musim layang-layang telah berganti, mungkin sebentar lagi kan menjadi sepi

Aku masih belum merasa tua menunggu di tepi danau, bangku kosong berisi bayanganmu, secangkir kopi tetap mengepulkan hangat tawamu. Masih seperti dulu, tak ku biarkan tetesan embun menggantikan dirimu, menghapus kenangan yang hampir membatu

Biarlah aku menikmati segala kenangan, menghadirkan wajahmu di setiap senja menjelang, tanganmu masih tetap aku genggam, tatap matamu berbinar penuh kebahagiaan. Semua masih ku rasakan, bahkan keindahan senja tak mampu menggantikan

Yakinku engkau pasti akan datang, pada suatu hari, pada suatu senja, pada suatu masa. Bangunkan aku bila tubuhku tergolek pasrah, namun hatiku masih menyimpan asa yang tak pernah binasa. Ketuk hatiku dengan lembut senyumu, aku pasti ada di bangku di hadapanmu

Bagan batu 11 oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun