Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lelaki Pejalan Malam

7 Oktober 2019   19:51 Diperbarui: 7 Oktober 2019   19:54 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di lorong sempit sebuah kota malam ini, seorang lelaki telah menghitung sunyi berulang kali, memandang kegelapan yang menyilaukan, berharap bayangan kan tercipta dari kelam, setidaknya ada garis lurus tercipta di pekatnya malam

Ini tentang lelaki yang mulai memaknai gelap sebagai sinar, terbelalak mata menyaksikan indah dalam hayalan, atau merasakan sunyi padahal riuh tak pernah mati. Sulit di mengerti, bahkan bagi makhluk malam yang paling hakiki

Kemana langkah membawa ke ujung malam, berharap ada penjelasan apa yang terjadi, orang lalu lalang dengan wajah tegang. Mungkinkah mereka mengejar harapan? Ataukah siang tidak cukup memenuhi mimpi,  lelaki itu hanya ingin yang pasti

Dingin mulai menyergap persendian, angin malam berulang kali mengingatkan, mengapa meracun diri demi hayal tak berkesudahan, mengapa merajam malam untuk memenuhi mimpi tidur nanti. Lelaki itu tak pernah peduli, malam adalah tempatnya menunaikan janji

Bagan batu 7 oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun