Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Nak, Maafkan Ayah

6 Oktober 2019   08:01 Diperbarui: 6 Oktober 2019   08:23 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nak, maafkan ayah.

Ku tahu rasa lapar telah mengganggu tidurmu, mengaduk-aduk lambungmu menuntut sesuatu. Nak, makanmu tak beraturan serba kekurangan, nalurimu pasti ingin mengunyah lezat hidangan yang menggiurkan

Nak, ayah tak mampu. Melihatmu mengunyah sesuatu yang haram, mengalirkan nutrisi hasil korupsi disekujur badan, membiarkan jantungmu memompa darah hasil curian. Ayah tak sanggup membayangkan, engkau tumbuh besar di atas jejak keculasan

Nak, minumlah seteguk air penjernih pikiran, kan ku patahkan ranting-ranting kering pengganjal lapar. Itu lebih mulia bagimu, itu lebih utama untuk jiwamu. Setidaknya tiada nokta hitam di aliran nadimu, terjaga lurus hidupmu

Maafkan ayah yang tak mampu menyuguhkan kemewahan yang sering dipertontonkan, maafkan ayah yang selalu menidurkanmu dengan perut keroncongan. Ayah hanya mampu menjaga harga dirimu, dari lolong serigala penyembah durjana, yang menyelinap di antara keinginan dan ketamakan

Nak, maafkan ayah. Laparmu kan menjadi benteng kerakusan, deritamu menjadi bekal kejujuran, biarlah cacing-cacing berontak menuntut suapanmu, tapi engkau mampu menjaga amanah yang di berikan. Nak, engkau pastih akan mengerti, walau jalan ini terasa perih

Bagan batu 6 oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun