Mengapa harus kami yang menanggung pedih, meneteskan air mata yang menyayat hati, ketika tubuh bergelimpangan di terjang peluru yang tak bertuan. Bukankah kami tak punya kendali, bukankah kami hanya rumput kering di ujung kaki
Mengapa harus kami yang memikul segalah sedih, menyaksikan aroma pembantaian terus terulang lagi, jiwa-jiwa kami di jajah ulang dengan ketakutan. Bukankah raga ini hanya sampah di pandangan, bukankah setiap kami adalah kotoran yang menjijikan
Mengapa harus kami ketika kata-kata itu ku ulangi, menjadi tumbal di setiap pertikaian, menjadi santapan dari segala peperangan. Kapan kami akan menghias diri, bila kekacauan telah memecahkan cermin kehidupan
Kepada siapa kalimat tanya ini ku alamatkan, kepada siapa pesan penuh kesedihan ini ku sampaikan. Â Adakah di sana manusia yang masih punya jiwa, adakah di singgasana penguasa yang terbuka mata hatinya
Mengapa harus kami?
Bagan batu 2 september 2019