Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Terpenjara di Tengah Lautan Hati Manusia

29 Agustus 2019   05:56 Diperbarui: 29 Agustus 2019   06:21 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harus ku akui, hatiku mulai rapuh tersebab jiwaku mulai layu, di tengah gemuruh suara-suara yang riuh, hatiku tak mampu lagi tersentuh, hatiku telah berubah menjadi batu, aku memang dungu

Berada di tengah kerumunan hati manusia, jiwaku semakin gelisah rasa di kalbu yang menggeliat resah. Kebisingan mencemari samudera kata, berserakan tapi tak lagi bermakna, saling bertabrakan tanpa pernah hadirkan bahagia

Terpenjara di tengah lautan hati manusia,tenggelam di lumpur silang sengketa tiada ujungnya, menarik garis lurus yang terpotong pada  niatnya. 

Aku menggigil di tajam pandangan mata yang berkilatan, menghadirkan hati yang penuh kemarahan, di diami prasangka buruk yang bertahta  dan bersemayam. Berjumpa dan menyapa dalam keramaian, namun hati kita berjauhan dalam untaian

Bagan batu 29 agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun