Di setiap kelopak mawar merah, terajut lusinan makna tentang cinta, menghargai sesama, meleburkan hati merengkuh damainya rasa. Tiada harum melebihi kasih sayang, tiada aura yang lebih terang selain kemanusiaan
Keindahan itu adalah bagian tertanam di setiap jiwa, menampilkan ketinggian akhlak sebagai landasanya, menghargai sesama sebagai penegaknya. Indah di pandang, nikmat di rasa nalar
Keindahan yang tak lagi mendamaikan, berubah makna seiring nafsu amarah yang memerintah, jiwa-jiwa takhluk di permainan selera rendah. Indah tapi lebih sering menusuk jiwa, menghujam meninggalkan seribu luka
Mungkin kelopak mawar tak lagi jadi simbol keindahan, banyak tangan-tangan tak bermoral menggugurkan kesucian. Duri-duri tajam telah tumpul oleh kata-kata, membolak-balik makna sekehendak kata nafsunya
Bagan batu 18 agustus 2019