Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Keindahan yang Tak Lagi Mendamaikan

18 Agustus 2019   20:54 Diperbarui: 18 Agustus 2019   21:11 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di setiap kelopak mawar merah, terajut lusinan makna tentang cinta, menghargai sesama, meleburkan hati merengkuh damainya rasa. Tiada harum melebihi kasih sayang, tiada aura yang lebih terang selain kemanusiaan

Keindahan itu adalah bagian tertanam di setiap jiwa, menampilkan ketinggian akhlak sebagai landasanya, menghargai sesama sebagai penegaknya. Indah di pandang, nikmat di rasa nalar

Keindahan yang tak lagi mendamaikan, berubah makna seiring nafsu amarah yang memerintah, jiwa-jiwa takhluk di permainan selera rendah. Indah tapi lebih sering menusuk jiwa, menghujam meninggalkan seribu luka

Mungkin kelopak mawar tak lagi jadi simbol keindahan, banyak tangan-tangan tak bermoral menggugurkan kesucian. Duri-duri tajam telah tumpul oleh kata-kata, membolak-balik makna sekehendak kata nafsunya

Bagan batu 18 agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun