Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi | Hanya Puisi dari Pekerja Kasar

15 Agustus 2019   19:26 Diperbarui: 15 Agustus 2019   19:33 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ku tulis puisi ini ketika lelah masih bergelayut manja, keringat membasahi setiap diksi, bau tanah dan debu membaur memenuhi arti. Aku tak peduli, walau perut seharian tak terisi, bait pertama mesti rampung sebelum senja datang menagih janji

Maafkan aku kawan, puisi picisan yang bisa ku persembahkan. Tulang gemeretak menahan beban, mata layu seharian menatap gumpalan awan. Tak perlu engkau hina, ini hanya sekedar pengusir lelah lewat diksi bersahaja

Puisiku bukan karya sastrawan, apalagi berharap kedalaman makna yang terpendam, setiap goresan kata hanya pengalaman banting tulang,, setiap rima hanya  tarian harap sang pekerja kasar

Jika engkau lihat nokta hitam di sela kata, itu tetesan keringatku yang tak sengaja. Jika engkau tak mampu melihatnya, mungkin tangan malaikat telah bermurah hati menghapusnya

Bagan batu 15 agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun