Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Jejak Langkah di Aspal Bara Semesta

2 Agustus 2019   14:06 Diperbarui: 2 Agustus 2019   15:41 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terik siang tumpah dari awang-awang, kuku tajam mencengkeram ubun-ubun sang pejalan. Aroma aspal terbakar becampur keringat menguar, penuhi angkasa kosong tanpa makna, mendidihkan rasa yang teperangkap di dalamnya

Buih-buih keserakahan berserak sepanjang jalan, mengubah warna aspal legam tak bertuan. Dusta berserakan di selokan, butiran derita di kunyah bersama angan, sepanjang perjalanan siang, hanya sampah kemunafikan berjumpalitan kegirangan

Jalan beraspal menjerit terlindas roda zaman, aneka kepura-puraan mengotori pakaian siang. Jiwa-jiwa nelangsa di balut pakaian kebesaranya, hilir mudik meninggalkan jejak di aspal membara

Sebentar siang menarik terik, aspal terkelupas pedihkan hati. Ini bukan mainan siang memanggang gersang, ini bukan panggung terang memaksa diri, semua tentang pikiran picik terkunci nurani, mengatas namakan kepentingan mengangkangi kemanusiaan

Bagan batu 2 agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun