Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi | Akhir Juli di Puncak Menanti

31 Juli 2019   05:37 Diperbarui: 31 Juli 2019   05:47 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angin dingin membekukan tiang-tiang kayu, dinding papan berderak saling berangkulan. Hembusan suasana pagi menghantar keheningan alam sekitar, pagi di akhir bulan juli yang menyembunyikan sejuta arti

Adakah siang nanti mentari kan membakar bumi, mengepulkan asap dari setiap tungku pembakaran hati. Dingin dan angin telah lari, pagi dan hening diam-diam telah pergi, hanya terik yang memanggang berdiri angkuh

Akhir di bulan juli,tapi awal perjalanan terus berganti. Cerita bersambung tentang kehidupan, silih berganti datang dan pergi, bagai barisan waktu yang tak pernah berhenti barang sekali

Tengah malam nanti, bulan juli harus rela pergi meninggalkan mimpi, berdiri di pinggir susunan waktu untuk menanti. Dua belas purnama menggengam rindu, menanti puncak harapan yang pasti mendatangi

Bagan batu 31 juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun