Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Senja di Batas Kesadaran Ada dan Tiada

21 Juli 2019   19:45 Diperbarui: 21 Juli 2019   20:13 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja tengah berhitung dengan siang, berapa banyak energi yang sia-sia terbuang, hanya mengisi ceruk-ceruk kemaksiatan, sekedar menegakan kesombongan di waktu terang. Senja ingin menitikan air mata, senja yang tak tega memandang rapuhnya dunia

Semburat merah menyapu cakrawala, bagai wajah duka yang hendak di sembunyikan dari pandangan dunia. Senja luluh hatinya, senja hanya menangis di dalam mega,"biarlah tiada manusia yang tahu, betapa waktu sangat cepat berlalu"

Malam menyambut dengan hati bimbang, timbangan amal yang porak-poranda di terjang terang. Senja dan malam menyimpan aneka duka, tak ingin rembulan tahu bobroknya akhlak manusia

Senja di batas kesadaran ada dan tiada, menjadi pertanda bagi mereka yang peka mata hatinya. Senja acap kali mengingatkan, betapa kedatanganya berulang kali, hanya ingin menyapa kebaikan di bumi. Hari ini senja datang dengan tangisan, esok lusa terulang untuk yang kesekian kali

Bagan batu 21 juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun