Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hanya Kata-kata Ini yang Masih Tersisa

19 Juli 2019   06:20 Diperbarui: 19 Juli 2019   06:24 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku kehabisan kata-kata pagi ini, kosong laci hatiku, kosong di jalan pikiranku. Mentari sudah beberapa kali mengetuk dinding kamar,"Kang, mana puisimu yang biasa ku seduh dengan panasku?" Aku hanya termangu mencari penyebab hilang nalar sehatku

Sepanjang malam aku bergelut dengan batinku yang membatu, hendak memecahkan kebekuan dengan kapak besar, atau menguapkanya dengan lampu kamar. Sampai fajar datang menjelang, aku belum bisa menentukan pilihan

Hanya kata-kata ini yang masih tersisa, ku temukan bersama onggokan sampah, berserakan di langit-langit jiwa. Segera ku tuliskan lewat kompasiana, aku takut sebentar lagipun akan menguap di terbangkan hawa

Maaf bila mentari hanya sebentar bersinar, maaf bila di pertengahan siang akan segera menghilang. Maaf, karena kata-kataku hanya cukup sekian, mungkin malam nanti kan ku pinjam dari rembulan

Bagan batu 19 juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun