Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tenang-tenanglah, Ketika di Puncak Gelombang Pasang

18 Juli 2019   12:32 Diperbarui: 18 Juli 2019   12:48 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Engkau menyebutku dungu, ketika angin menerbangkan puing rembulan, mengombang-ambingkan hati dan perasaan tak tentu tujuan. Aku tetap terdiam, cabikan kata-kata menyayat dalam membelah dada, caci maki menghujam menimbulkan perih tak terobati

Bahkan engkau menuduhku sengkuni, hari ini berdiri di barisan putih, esok atau lusa menyeberang membawa lain bendera. Aku hanya menatapmu, bahkan ketika air ludahmu menghina harga diriku, aku tak hendak membalasmu

Tenang-tenanglah, ketika di puncak gelombang pasang. Sedetik datang menjulang, sekejap mata pergi menghilang. Hanya butiran keringat yang tersisah, hanya goresan luka yang tak membuat aku mati sia-sia

Tenang-tenanglah, saatnya pasti kan tiba. Engkau akan tenggelam bersama sumpah serapah, engkau akan menghilang bersama masa. Yakinku itu, tenang-tenanglah

Bagan batu 18 juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun