Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tanah Kerontang

23 Juni 2019   18:12 Diperbarui: 23 Juni 2019   18:34 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangis itu mungkin tak sampai gerimis, ketika kabar menggelegar pecahkan suasana. Gersang seakan tanah tempat berpijak, kelam langit tempat bernaung

Nun jauh di sana di pulau antaberanta, engkau tercampak di derasnya badai menggila. Tercabik-cabik tanah kerontang siap membakar, tersayat-sayat ranting tajam sisa bencana

Mungkin takdir tlah berencana dengan memaksa, suratan tangan bertanda akhir cerita yang berduka. Uap tanah beraroma amis seakan tarian magis, membelenggu setiap yang bernapas di antaranya

Bagan batu 23 juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun