Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pada Tiang-tiang Lampu Taman

21 Juni 2019   01:37 Diperbarui: 21 Juni 2019   02:08 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tiang-tiang lampu taman, berjajar terdiam dalam keramaian, seiring angin yang membisu di setiap senja menjelang malam. Ku titipkan berjuta harapan pada terang yang memancar, walau gelisah tak kunjung padam oleh sinar di kegelapan

kepada gugurnya daun yang menyertai, alunan nada sedih yang mulai fasih, ku taburkan rasa cemas lewat suara-suara lirih, agar kepedihan yang semakin menggelayuti, sejenak menjauh di senja ini

Engkau tetap kokoh menahan dinginya hati, berjuta harap ku sandarkan, berjuta kisah ku ceritakan, namun diam-mu bagai sejuta jawaban ketidak pastian. Mungkin itu terbaik untuku, bila itu jawaban ter akhirmu

Pada tiang-tiang lampu taman, kegelisahan tapi tertahan dalam diam, kepasrahan yang membisu bersama waktu. Aku tetap akan mengunjungimu, berharap ada jawaban atas kegelisahanku, walau itu akan menghabiskan sisa usiaku

Bagan batu 21 juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun