Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | 22 Mei, Bumi Pertiwi Bersedih Hati

22 Mei 2019   14:26 Diperbarui: 22 Mei 2019   14:38 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejenak aku terdiam, di tengah tengah kerumunan berita yang berseliweran, mengapa jadi seperti ini bumi pertiwi, haruskah anarki menjadi solusi dari kecamuk diri

kemana larinya para politisi yang rajin menebar duri, kemana perginya para pembesar bangsa yang slogannya cinta negeri sendiri. Mengapa dibiarkan rakyat saling menyakiti, mengapa tak dicegah mereka membakar hati

Bukankah bangunan ini kita dirikan bersama-sama, mengorbankan jiwa dan raga para ksatria. Mengapa engkau kini ingin membakarnya, mengapa kini engkau ingin merobohkannya

Tidakah engkau dengar bunyi seruling anak gembala, menyanyikan indahnya panorama Indonesia dalam kedamaian. Engkau, aku, mereka adalah jiwa yang sama, satu nusa, satu bahasa, satu bangsa.

22 mei  bumi pertiwi bersedih hati, melihat tontonan ketamakan akan kekuasaan, menyaksikan rasa angkara murka menguasai jiwa. Tangisan bumi pertiwi mungkin tak lagi engkau dengar, karena hati dan jiwamu dipenuhi api permusuhan

Bagan batu 22 mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun