Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Kita Latah dalam Sedekah, Akhirnya Pengemis Merajalela

14 Mei 2019   17:33 Diperbarui: 14 Mei 2019   17:36 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengemis.sumber : pixabay.com

Mau menyalahkan mereka para pengemis itu? mereka ada karena ada pangsa pasarnya.mereka ada karena ada peluang mencari keuntungan di sana.siapa yang memberi mereka peluang?siapa yang memberi mereka kesempatan? jawabnya adalah kita sendiri.

Yang meminta minta dan yang memberi saling berkaitan.yang meminta minta melihat ada celah dan peluang mencari kehidupan tanpa harus kerja keras memeras keringat.dan kita jadi punya tempat melampiaskan rasa kedermawanan  dengan cukup uang recehan.

Coba kalau kita benar benar dermawan,coba kalau kita memang ikhlas menolong,mengapa masih banyak tetangga tetangga kita yang serba kekurangan tapi lingkungan sekitar tidak ambil peduli.

Kemana hati nurani kita ketika melihat tetangga sebelah menderita tapi kita hanya diam saja pura pura tidak tahu,kita hanya mampu membantu dengan recehan,kita hanya ikhlas menolong bila nilainya seribuan,dan tempat yang tepat ya para pengemis di pinggir jalan.nilainya kecil,tapi karena banyak yang memberi,akhirnya terkumpul banyak dalam satu hari.

karakter bangsa

maraknya pengemis di pinggir pinggir jalan,di tempat keramaian,bukan semata urusan ekonomi,atau urusan makan semata.tapi kalau kita mau lebih jeli menelisik kepada perilaku ini,ternyata bisa jadi gambaran betapa masyrakat kita telah kehilangan jati diri sebagai bangsa yang mewarisi sifat gotong royong,tolong menolong,menghargai sesama.

Maka pro dan kontra memberi sedekah bagi para pengemis di pinggir jalan sesungguhnya adalah pergulatan nilai luhur bangsa ini yang mulai tergerus arus modern.kita kini hanya mampu memberi recehan,tapi terasa berat memberi lebih karena pola pikir kita yang hanya memandang untung dan rugi.

Ilustrasi pengemis.sumber : pixabay.com
Ilustrasi pengemis.sumber : pixabay.com

Maka bila kita hendak meniadakan para pengemis di pinggir jalan yang kini berubah fungsi sebagai fropesi menggiurkan dengan modal tak punya urat malu ini,nilai nilai gotong royong,suka menolong,saling menghargai harus di hidupkan kembali.tanpa itu semua maka hanya akan sia sia belaka.

Maka perdebatan tentang memberi sedekah di pinggir jalan sesungguhnya adalah perdebatan tentang nilai nilai manusia indonesia pada umumnya.sepakat tidak sepakat,itulah kenyatanya.

Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun