Manusia itu memang makhluk yang unik.di ciptakan tuhan dengan segala perlengkapanya.ada pendengaran,penglihatan,penciuman,bahkan pencernaan.
Bahkan untuk lebih menyempurnakan peran positif manusia di bumi ini,tuhan menitipkan akal.dengan akal,manusia bisa mengatasi berbagai persoalan.dengan akal yang berbudi,manusia bisa membedakan jalan kebaikan dan jalan kesesatan.
Tapi celakanya,manusia tidak memaksimalkan akalnya untuk menciptakan kebaikan bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Coba lihat kenyataan di sekitar kita.sudah ada aturan agar manusia yang mengendarai motor wajib memakai helm,tujuanya sudah jelas,agar manusia yang mengendarai motor terjamin keselamatanya di jalan raya
Tapi apa kenyataanya,manusia yang konon lebih mulia dari pada hewan karena akalnya,tanpa malu, tanpa ragu, bahkan mungkin tanpa rasa khawatir, akan keselamatanya,nylonong naik motor di jalan raya tanpa menggunakan helm..
Itu terkait aturan yang akibatnya bila di langgar bisa mencelakakan diri sendiri.bagaimana pula dengan aturan yang tidak berdampak langsung pada diri pribadi.
Manusia di larang buang sampah sembarangan,apalagi di saluram air atau sungai.tapi kita sebagai manusia yang ber akal budi dengan hati yang riang membuang apaun jenis sampah ke saluran air dan sungai.
Hujan tiba,daerah kita tidak kebanjiran karena terletak di dataran agak tinggi.tapi daerah yang lebih rendah di landa banjir.penyebab utamanya,curah hujan yang tinggi ditambah saluran air dan sungai yang mampet karena tumpukan sampah.adakah kita merasa bersalah karena tidak taat aturan hingga merugikan orang lain?
Lalu mengapa manusia sepertinya sangat sulit mentaati suatu aturan?
Mungkin banyak faktor yang mempengaruhi seseorang seperti abai bahkan cenderung melanggar suatu peraturan.bisa karena tingkat pendidikanya,latar belakang kehidupanya,keadaan lingkungan tempatnya ber aktivitas,dan lain sebagainya.
Tapi faktor iman dan kesadaran sebagai manusialah yang menjadi faktor utama seeorang tidak taat pada aturan.