Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Putus Cinta Hal Biasa, Putus Sinyal Internet Binasa

15 Januari 2019   22:52 Diperbarui: 15 Januari 2019   22:59 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto:times indonesia

    Dulu tahun 80an ada istilah yang sangat populer yaitu cinta di tolak dukun bertindak.

   Istilah ini mungkin memang mewakili zamanya,pada masa itu manusianya sangat mengejar cinta sejati.bahkan bila perlu minta bantuan dukun untuk mendapatkanya.

   Atau mungkin juga pada masa itu,orang orangnya masih kental dengan hal hal mistik.maka segala hal pasti di hubungkan dengan misteri dan kegaiban.

    Lalu bagaimana dengan zaman sekarang.di mana manusianya sudah moderen.kemana mana menggunakan peralatan yang serbah canggih.

Putus cinta hal biasa,putus signal internet binasa.

   Mungkin istilah ini yang cocok untuk mewakili keadaan zaman sekarang.di mana manusianya,dalam kehidupan sehari hari sangat tergantung dengan koneksi signal internet.

     Bangun tidur,buka mata buka internet.melihat berita,berkirim kabar,gambar dan video semua membutuhkan internet.bahkan pekerjaan sehari haripun sebagian besar menggunakan jasa inyernet.

    Seandainyala  internet mati satu hari saja,pasti kita banyak yang uring uringan.yang kecanduan media sosial pasti kelimpungan,persis ikan nekat jalan jalan di daratan.

    Para pekerja kantoran,perbankan,wartawan,media online,bisa lumpuh tidak bisa beraktivitas.begitu dahsatnya kita bergantung dengan internet,hingga putus internet binasalah dunia kita.

     Coba kita bayangkan,lagi asyik nulis artikel di kompasiana,tiba tiba signal internet mati.rasanya sebel setengah mati.ngamuk,ngomel,uring uringan,bahkan ingin rasanya menampari cicak cicak di dinding yang suaranya seperti mengejek hati yang lagi mangkel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun