Mohon tunggu...
Ahmad Muhammad Qomar
Ahmad Muhammad Qomar Mohon Tunggu... Apoteker - Seorang apoteker bipolar yang mencintai seni dan sedang menekuni dunia bisnis

Aku lupa, aku hanyalah seorang pendosa yang masih harus memperbaiki diri.

Selanjutnya

Tutup

Drama

No Regret in Loving You

16 September 2017   20:12 Diperbarui: 5 Oktober 2017   20:46 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampaikan ke bapak dan ibuku, kalau hari ini aku mati, itu karena aku sudah berhasil menyakiti seorang perempuan yang sudah sejak lama aku kagumi, puja, sayangi, suka dan cintai.

Dia perempuan yang selalu  kuimpikan hadirnya, kunantikan sosoknya, kuharapkan sentuhannya,  kerindukan senyumnya, kubisikkan namanya, kuguratkan sketsa parasnya, kulukiskan wajahnya di dinding kamarku, kubaitkan tentang dirinya dalam  puisiku, kutemui dia dalam mimpiku, kucurahkan dalam karya seniku, dan untuknya kujaga hatiku.

Dia menangis bukan karena aku akan meninggalkannya, tapi karena kupaksa  dia untuk membenciku. Aku dan dia punya perasaan yang sama. Sama sama  tertahan di dalam dada. Enggan berbagi walau hanya lewat kata.

Sampaikan ke bapak dan ibuku, aku terpaksa menuruti permintaan mereka bukan  karena aku anak yang penurut, tapi karena aku tidak ingin menjebaknya  dalam perasaan cintaku.

Memang cintaku tampak bagai perasaan  kagum belaka, namun jauh dari semua itu, aku relakan hati ini terjaga dari dusta akan hubungan semu belaka. Hubungan hubungan yang hanya akan  menyakiti perasaan perempuan manapun saat ia berakhir tanpa kepastian.  Hubungan yang akan menjadikan aku 'barang bekas' milik orang lain.

Karena aku berharap, suatu saat aku akan datang menjemputnya dari kakaknya, yang kini menjadi bapak sekaligus ibu buat dia. Sungguh berdosanya diriku.

Sampaikan pada bapak dan ibuku, aku bukan anak yang  baik, yang pantas mereka banggakan. Yang pantas mereka puji atas semua yg  telah aku lakukan utk membuat mereka bahagia.

Aku mampu berjalan  sejauh ini, itu juga karena aku berharap mendapatkan cinta perempuan  itu. Lalu saat pilihan ini aku pilih, aku baru tahu kalau perempuan itu  menyesal karena membuatku terlalu lama 'sakit' dengan perasaanku.

Tapi itulah hidup, seperti skenario dalam sebuah sinetron. Tidak selamanya ketika tokoh utamanya berdiri di atas panggung, menghentikan pemusik yang sedang menyanyikan lagu romantisnya, lalu mengungkapkan perasaan cintanya ke seseorang, itu akan menjadi sebuah akhir yang bahagia. Dan dalam hidupku, itu menjadi akhir dari pertemuan kami berdua.

(Untuk Rezky Radhya Usman; Ditulis ulang dari catatan Facebook - Makassar, November 9th 2015)

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun