Jika penulis, entah apalagi yang bisa ditulis. Jika hidup di lingkungan televisi, sebagai tim kreatif entah apalagi yang harus dibahas dalam sebuah acara. Jadi podcaster juga lama-lama kehabisan bahan.
Akhirnya tak ada yang menarik lagi untuk disimak, selain kadang cuma opini yang hampa dan terkesan dibuat-buat, acara televisi yang kurang berkualitas, dan obrolan podcast yang membahas teori konspirasi.
Karena menayangkan sesuatu yang mengedukasi kadang kurang diminati. Acara sejenis film dokumenter mana yang bisa bertahan selama bertahun-tahun? Kita juga bisa melihat gejala "televisi masa depan" yang "mati" dan kalah dari tayangan sinetron.
Tapi itu mungkin hanya opini saya yang tidak penting. Sekedar luapan kebosanan karena seharian nonton televisi dan tak ada acara yang benar-benar menarik. Berita siang dan sore pun hanya menampilkan liputan yang sebenarnya tidak begitu penting.
Dan kita tidak selayaknya berharap terjadi peristiwa besar seperti pesawat jatuh. Itu pasti akan menjadi pemberitaan yang tiada henti, setiap detil diumumkan. Bahkan mungkin saat tim SAR menemukan "sebuah baut dan sepotong besi."
***
Akan tetapi sebenarnya kita bisa kreatif dalam berkarya, jika yang dikejar bukan popularitas dan pengikut. Kita bisa menjangkau area-area yang tak terjamah saat menulis, misalnya. Atau bisa merekam gambar-gambar hingga tempat yang belum terjangkau manusia. Meskipun itu tidak menarik.
Hal yang terpenting adalah stamina, dan kejelian untuk menampilkan tema-tema yang tak terpikirkan. Ada apa dibalik lukisan Picasso? Mungkin belajar bijaksana dengan menggali hikmah sebuah peristiwa.
Alih-alih "kehabisan" bahan dan akhirnya mengomentari kinerja pemerintah. Atau membahas jumlah pasien yang positif covid-19. Indonesia ada di peringkat berapa?Â
Atau, mungkin membahas hal yang aktual, walaupun sesaat, yah mana ada hal yang aktual selamanya? Orang pasti bosan terus-terusan membahas apakah kata ***** misalnya termasuk kalimat yang sopan atau tidak.
Kalau dipikir-pikir apakah hal semacam itu sebegitu pentingnya bagi kita? Sampai kita kok harus tahu sedetail-detailnya.