Dan kalimat dibawah ini mendukung kesimpulan saya. Saya walaupun bukan ulama. Bukan ahli tauhid. Bukan ahli sejarah. Cuma orang awam biasa, sangat setuju dengan kalimat ini...
"Melalui pembacaan ini, cara yang lebih tepat untuk menjelaskan tentang motif utama terbentuknya teologi bukanlah terletak pada politik di antara para sahabat nabi, tetapi pada keimanan muslim yang ingin menemukan bentuk tegasnya sebagai ilmu melalui proses-proses dan problem-problem yang dihadapi oleh muslim generasi awal.
Hal ini menandakan bahwa politik bukanlah penyebab utama yang mempengaruhi alur terbentuknya teologi, tetapi merupakan keadaan yang mengiringi terbentuknya teologi Islam." (Halaman 28)
Kita garis bawahi itu... "terbentuknya teologi bukanlah terletak pada politik di antara para sahabat nabi, tetapi pada keimanan muslim yang ingin menemukan bentuk tegasnya sebagai ilmu."
Politik bukan motif terbentuk akidah ahlussunah wal jamaah. Tapi politik adalah suasana tak bisa dihindarkan yang mengiringi lahirnya ilmu teologi. Andaikan tanpa politik, saya yakin ilmu teologi akan tetap lahir.
Ibarat ilmu dan hal lain. Seperti andaikan saja gak ada lahn dan berkurangnya kualitas bahasa Arab masyarakat, ilmu nahwu dan Sharaf insyaallah tetap ada. Tanpa ada sebab khusus syahidnya para hamilul Qur'an dalam perang Yamamah sekalipun, insyaallah Al-Qur'an akan tetap dibukukan. Wallahu a'lam.
Ini mengingatkan saya pada tulisan kiai Abdul Wahab Ahmad ini. Betapa kekeliruan kita dalam memahami masalah secara bijak dan objektif, akhirnya justru menciptakan pemahaman buruk atas suatu hal yang sebenarnya gak salah apapun.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10207339804769557&id=1718970307
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10207341721097464&id=1718970307
____
Saya kok jadi takut ya mbahas ini... Apa saya loncat saja?