Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Al-Habib Ali Al-Jufri dan Pembaharuan

27 Mei 2020   06:58 Diperbarui: 27 Mei 2020   07:03 4916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Diskusi al-Habib Ali Al-Jufri kali ini menarik. Saya mencoba mencatat....)

***

Pembaharuan itu adalah niscaya. Zaman senantiasa berubah. 

Pada awalnya ulama sufi tidak menulis kitab untuk mengkondisikan tasawuf. Ilmu tasawuf sendiri berkembang dari generasi ke generasi. Turun temurun dari lisan ke lisan. Bahkan Imam Qusyairi sendiri dalam muqodimah kitab Risalatul Qusyairiyah mengakui bahwa sebenarnya cara demikian adalah tata cara yang benar.

Tapi zaman terus berubah dan berkembang. Waktu itu banyak orang yang "ngaku-ngaku sufi". Sehingga dibutuhkan pembaharuan tradisi. Agar umat Islam pada umumnya tidak terjebak dalam keterangan mereka yang sekedar "ngaku-ngaku". Kodifikasi kemudian diperlukan untuk mengkounter paham yang menyimpang.

Itu sejarah pada sekitar abad ke tiga Hijriyah silam.

Ulama generasi selanjutnya meneruskan tradisi tersebut. Dengan munculnya banyak kitab-kitab tasawuf. Seperti tulisan Imam Ghazali, imam Sya'roni, dan seterusnya.

Itu dalam konteks tasawuf.

(Wallahu a'lam untuk saat ini mungkin ajaran tasawuf murni sudah dapat dibedakan dengan jelas. Maka kita bisa melangkah ke "taraf selanjutnya". Yaitu mengenalkan nilai-nilai tasawuf kepada masyarakat. Bukan lagi sekedar berdebat.)

Sekarang kita juga membutuhkan pembaharuan. Bagian yang mendapat perhatian dari al-Habib Ali Al-Jufri adalah bagaimana masyarakat umum saat ini dengan berbagai macam profesi mereka, pilot, dokter, politikus, bahkan pebisnis, dan pengguna media sosial bisa menyerap nilai-nilai dalam ajaran tasawuf.

Tanpa mengurangi rasa hormat, banyak yang berbicara masalah tasawuf. "Masyarakat lebih butuh melihat sufi daripada mendengarkannya." Dawuh habib Ali Al-Jufri. (Yang saya pahami adalah, kita lebih membutuhkan contoh nyata. Mengenalkan dengan perilaku, bukan hanya kisah.) Diluar sana banyak yang tidak mengenal dunia tasawuf ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun