Mohon tunggu...
Sam Kamuh
Sam Kamuh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Editor

Live your life with good thoughts, good words, good deeds.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

IQ Test

11 Oktober 2019   03:21 Diperbarui: 11 Oktober 2019   03:32 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Seberapa cerdaskah anda?  Tes IQ telah ada sejak tahun 1905. Meskipun ada beberapa tes yang berbeda, skor IQ rata-rata adalah 100. 

IQ yang tinggi tidak selalu merupakan indikator kekayaan, ambisi, atau kesuksesan dalam karier.  Ini hanya menunjukkan bahwa seseorang memiliki kemampuan nalar yang lebih tinggi dari rata-rata.  

Skor IQ tertinggi yang tercatat adalah 250, yang dimilili oleh William James Sidis --- suatu angka yang benar-benar berada di luar grafik normal. Dia diterima di Harvard pada usia 11.

 Bisakah kita benar-benar mengukur kecerdasan kita?  Yah, itu tergantung pada bagaimana kita mendefinisikan "kecerdasan." 

Kebanyakan orang akan mengatakan bahwa kecerdasan adalah kapasitas mental yang melibatkan kemampuan untuk merencanakan, bernalar, berpikir secara abstrak, memecahkan masalah, memahami ide-ide kompleks, belajar dengan cepat, dan belajar dari pengalaman.  

Ini bukan hanya tentang bagaimana menjadi pandai dalam memgikuti  tes.  Ini mencerminkan kemampuan yang lebih dalam untuk "menangkap" dan "memahami" berbagai hal.

 Salah satu orang terpintar di dunia yang diukur dengan IQ adalah Kim Ung-Yong dari Korea.  Skornya 210, dan dia disebut jenius.  Pada usia tiga tahun dia sedang memecahkan masalah kalkulus yang rumit.  

Dia menerima gelar Ph.D.  dalam fisika dari Colorado State University ketika dia berusia 16 tahun. Orang pintar lainnya termasuk Christopher Michael Langan (IQ 195), Philip Emeagwalie (IQ 190), Garry Kasparov (IQ 190), dan Marilyn Vos Savant (IQ 186).  Skor Genius dimulai pada level 145.

 Tetapi satu hal yang jelas tentang tes IQ adalah itu tidak dimaksudkan untuk mengukur karakter.  Anda bisa menjadi pintar dalam beberapa hal dan bodoh dalam hal lain!  Karakter tidak dapat diukur dengan standar yang ditetapkan oleh umat manusia.  Karakter diukur oleh Tuhan.  Alkitab berkata, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

Sebab ada tertulis: "Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya." (1Korintus 3:19).

Jadi manakah yang lebih anda utamakan? Kecerdasan atau karakter?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun