Mohon tunggu...
Sam Kamuh
Sam Kamuh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Editor

Live your life with good thoughts, good words, good deeds.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Orang-orang Benar

20 Agustus 2019   03:29 Diperbarui: 20 Agustus 2019   03:39 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Selama masa kelam Holocaust, ratusan orang bukan Yahudi di seluruh Eropa bersedia disiksa bahkan mati untuk menyelamatkan tetangga mereka orang Yahudi demi melindungi mereka dari kekejaman Nazi.  Negara Israel sudah menghormati orang-orang pemberani ini dengan menganugerahkan gelar "orang benar di antara bangsa-bangsa"

 Ketika gelombang gelap Nazi Jerman menyebar ke seluruh Eropa, beberapa orang berani memilih untuk mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindungi orang lain.  Menentang upaya Nazi untuk memusnahkan populasi Yahudi, beberapa keluarga menyembunyikan orang Yahudi di gudang atau dalam ruang bawah tanah mereka.  Yang lain membantu orang-orang Yahudi melarikan diri ke negara-negara yang lebih aman.  Di Denmark, gerakan bawah tanah disana, bekerja untuk menyelamatkan warga negara Yahudi di negara mereka.  Di Prancis, di mana ingatan penganiayaan Protestan Huguenot di bawah pemerintahan Katolik tetap segar, seluruh desa Chambon-sur-Lignon menyelamatkan sekitar 3.000 orang Yahudi, banyak dari mereka anak-anak kecil.

 Puluhan tahun telah berlalu sejak Perang Dunia II, tetapi keberanian dari orang-orang ini belum dilupakan.  Negara Israel menghormati para penyelamat ini dengan sebutan "orang benar di antara bangsa-bangsa." Sebuah organisasi yang dikenal sebagai "Yayasan Yahudi untuk Orang Benar" didirikan untuk memberi dukungan finansial dan material bagi orang tua dan 'mereka yg membutuhkan bantuan' di antara orang-orang ini.  

Ini mengingatkan kita akan kata-kata Daud dalam kitab Mazmur: "Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua,
tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan,
atau anak cucunya meminta-minta roti".

 Tuhan menghormati mereka yang memilih untuk mengikuti-Nya.  Tindakan 'orang benar' sungguh mencerminkan karakter Allah dan menjadi teladan bagi kita semua.  Akankah kita memilih untuk membela apa yang benar ketika kejahatan mengelilingi kita?  Akankah kita menolak untuk diam saja tetapi mengikuti Juruselamat kita dengan cara apa pun?  Ketika kita membuat pilihan itu, Dia tidak akan meninggalkan kita.

Ayat renungan:

(25) Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua,
tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan,
atau anak cucunya meminta-minta roti;

(26) tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman,
dan anak cucunya menjadi berkat.

Mazmur 37: 25, 26

Doug Batchelor

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun