Mataram - Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram memberikan subsidi pendidikan bagi Mahasiswa dalam menghadapi perkuliahan online ditengah merebaknya pandemi Covid-19. (Jum'at, 03 April 2020)
Oleh karena itu, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) UIN Mataram menilai bahwa apa yang dilakukan sudah sangat tepat. Tapi dengan beredarnya pamflet kuota internet gratis 30 GB dari UIN Mataram bersama Indosat ooredoo dalam memberikan internet gratis khusus kepada mahasiswa masih belum signifikan untuk membantu mahasiswa sepenuhnya.
Mengenai hal tersebut, KAMMI UIN Mataram menganggap bahwa keseriusan rektor dalam memberikan kuota tersebut masih setengah-setengah dan belum menunjukkan keberpihakannya kepada mahasiswa lain yang tinggal di luar daerah, apalagi yang tinggal di desa-desa terpencil.
Dengan hal tersebut banyak dari kalangan mahasiswa UIN Mataram merasa mengeluh. Bagaimana mungkin pamflet yang beredar dengan jaringan itu diberikan kepada mahasiswa yang tinggal di desa-desa yang memang tidak ada jaringannya. Bagi kami ini adalah sebuah tindakan diskriminatif hanya diberikan kepada mahasiswa yang tinggal di Mataram.
Kecuali kalau mereka tidak mengizinkan yang lain pulang. Tapi dengan beredarnya narasi yang dikeluarkan oleh WR III Dr. Hj. Nurul Yakin yang disuruh masing-masing pulang pada saat itu. Ya terpaksa kami pulang. Dan kami menilai bahwa birokrasi ini masih dalam kerancuan.
Oleh karena itu, setidaknya pihak kampus UIN Mataram mengubah tipe jaringan seluler dari Indosat Oreedo ke Jaringan Telkomsel atau XL (4G/3G) yang bisa dikatakan sudah merata di seluruh tempat di Domisili di Wilayah NTB oleh Mahasiswa UIN Mataram sehingga mereka bisa juga menikmati apa yang diberikan oleh kampus.