Mohon tunggu...
Panji Joko Satrio
Panji Joko Satrio Mohon Tunggu... Koki - Pekerja swasta, . Lahir di Purbalingga. Tinggal di Kota Lunpia.

Email: kali.dondong@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rektor Undip Berziarah ke Makam, Ada Apa?

6 Mei 2017   10:14 Diperbarui: 6 Mei 2017   11:17 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rektor Undip berziarah ke makam Pangeran Diponegoro di Makassar. Beritanya ada di sini. Dia diiringi 10 guru besar dan anggota wali amanat. Apa tujuannya?

Meski kuliah di "Universitas Diponegoro", tampaknya tak banyak mahasiswa civitas yang merasa memiliki ikatan emosional. Sama halnya mahasiswa UGM tak memiliki "ikatan batin" dengan Gadjah Mada.

Itulah mengapa ziarah Prof Yos Johan Utama ini terasa istimewa. Memang sebelumnya banyak, tetapi menurut juru kunci makam, baru kali ini ada ziarah yang bersifat "resmi".

"Jumlah rombongan juga lebih banyak," kata kuncen Harto Diponegoro.

Sejarah hidupnya yang kontroversial membuat nama Diponegoro tak terlampau "berkilau" di mata anak muda. Apalagi di kalangan mahasiswa yang kritis.

Selain epos perjuangan yang heroik, terselip juga banyak sisi kelam kehidupan pribadinya. Sebagian cerita miring itu benar sesuai konteks zaman, sebagian lain cuma hoaks, fitnah yang dilancarkan Belanda. Tujuan akhirnya, tentu menyudahi perlawanan Pangeran Ontowiryo dan pengikutnya.

Perang Diponegoro meletup selama lima tahun (1825-1830). Merupakan perang terlama pada era kolonial. Belanda rugi besar, tak kurang dari 8.000 tentaranya tewas. Belum lagi kerugian harta. Belum termasuk korban prajurit Keraton Yogyakarta yang kala itu "sekubu" dengan Belanda.

Pemerintah kolonial melakukan berbagai cara untuk membasmi perlawanan. Termasuk dengan melancarkan fitnah untuk menghancurkan karakternya agar pangeran pemberontak itu kehilangan kredibilitas.

Akhir perjuangannya, Diponegoro ditangkap di Magelang. Kemudian diasingkan ke Manado dan wafat di Makassar.

Sejumlah kisah kelam di antaranya banyaknya pejuang yang kecanduan opium. Ini sesuai konteks zaman itu. Peredaran candu kala itu memang marak.

Ada lagi kisah tentang skandal seksual, pergundikan, dan kegemaran akan kehidupan mewah. Di antaranya mengkonsumsi anggur buatan Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun