Mohon tunggu...
Panji Joko Satrio
Panji Joko Satrio Mohon Tunggu... Koki - Pekerja swasta, . Lahir di Purbalingga. Tinggal di Kota Lunpia.

Email: kali.dondong@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mengapa Ahok Tak Mengadakan Lomba Menulis

20 April 2015   12:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa dikatakan, Kompasiana merupakan blog yang paling intens dan serius mengadakan lomba menulis. Hadiahnya bervariasi, ada yang lumayan ada pula yang sedikit. Kalau yang hadiahnya gedhe, saya ogah ikut. Karena pasti diserbu penulis senior he...

April ini saja, ada beberapa lomba di Kompasiana. Kesempatan ini mesti dimanfaatkan oleh kita yang (mengaku) mencintai dunia tulis menulis. Selain berpeluang mendapat hadiah, juga ada kebanggaan aktivitas kita dihargai.

Menang-kalah bukan soal. Kalah ya biasa saja, yang penting sudah meramaikan. kalau menang tentu senang, hadiahnya bisa buat beli pulsa internetan. Atau nraktir keponakan jajan bakso: syukuran menang lomba menulis di Kompasiana. Wah, keren banget, bukan?

Tapi lomba menulis yang diadakan kompasiana itu terbilang masih sedikit. Dibanding potensi anggaran yang bersliweran di republik tercinta ini. Bukankah kementerian, badan, dinas, punya anggaran bejibun? Tapi terkesan pelit sekadar berbagi dengan para penulis.

Cobalah, sisipkan sedikit anggaran untuk lomba menulis. Adakan kerjasama dengan Kompasiana (atau yang lain) untuk menyelenggarakan lomba menulis sesuai tupoksinya. Misinya: mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus meningkatkan kesejahteraan penulis (eh kesejahteraan rakyat).

Kata orang pinter, literasi itu penting. Jika ingin maju, perkuat literasinya. Lomba menulis merupakan upaya untuk memperkuat literasi.

Tapi, masih kurang upaya itu. Termasuk di lembaga yang punya tupoksi di bidang literasi. Kalaupun ada, biasanya lomba diatur dengan batasan sedemikian rupa yang intinya, nanti yang boleh ikut atau menangguk manfaat dari kalangan sendiri.

Ada sih anggaran bikin buku, majalah, atau apa. Tapi, acapkali penuh tipu daya. Intinya, duitnya dimakan sendiri. Glek, he...

Beda kalau di Kompasiana. Semua boleh ikut. Yang sudah mahir mapun pemula bisa berpartisipasi. Penjurian bersifat transparan dan terbuka.

Coba kalau misanya tiap kementerian menganggarkan Rp 100 juta saja untuk lomba menulis. Lalu ditumplek blek di Kompasiana. Berapa banyak lomba menulis yang bisa diadakan? Seberapa besar pengaruhnya terhadap peningkatan budaya literasi? Seberapa dampaknya bagi pencerdasan kehidupan bangsa? Sangat besar, kawan.

Perlu Lokalisasi?
Kadangkala saya ngiri dengan para, maaf. pelacur. Di satu sisi mereka kadang dicerca. Tetapi pada saat yang sama mereka sangat dimanja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun