Terdiam sang rindu tak menanya
Pintaan maaf telah habis dinilainya
Tangan hangat itu tidak tergenggam lama
Tertusuk aku dengan rindu
Renungan atas jauhnya sosokmu
Tak kusempatkan diri untuk mengadu
Diam, entah hidup entah mati
Saat penyesalan di hati
Bersama dengan sosokmu ini
Lagi-lagi puisi cinta. Ya ampun. Aku tidak nyaman membaca puisiku sendiri. Padahal harusnya aku masih bisa menolerir karena ini puisi cinta yang sedih. Tetapi dipikir-pikir lagi, kalau puisinya tentang cinta, aku punya rasa tidak suka yang sifatnya cukup umum meskipun puisinya sedih ataupun gembira. Setidaknya, Pidato Kecil untuk Kekasih ini punya rima yang bagus: AAA-BBB-CCC. Kerja bagus, Kala remaja!
 Kalau ditebak-tebak, mungkin puisi ini aku buat di tahun 2012, di akhir masa pacaranku dengan si mbak mantan yang itu. Padahal baru saja beberapa nomor sebelumnya (6. Diam), aku menceritakan bahwa LDR itu tidak apa. Yang ini mah, jelas sekali penyebab kesenduan ini adalah LDR itu sendiri. Kala Kala remaja tidak sebijak yang ia pikirkan.