Mohon tunggu...
Zulkarnaen
Zulkarnaen Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penyuka Buku dan Kopi Jahe

Berbagi, mengikat, dan menyusun ide yang berserak.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menanti Bencana Iklim 2030

22 Desember 2021   11:00 Diperbarui: 22 Desember 2021   12:19 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber foto: bmkg.go.id)

Tahun 2030 akan menjadi tahun yang sangat berbahaya bagi eksistensi umat manusia. Pada tahun tersebut, menurut ahli, adalah tahun dimana manusia mengalami bencana ekstrem. Hal tersebut bisa terjadi ketika pemanasan global melebihi batas maksimul 1,5C.

Sebelumnya, suhu 1,1C telah mengakibatkan kebakaran besar di Amerika, banjir bandang di Jerman, Belgia, dan Tiongkok, dan kematian berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Berdasarkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2018 bahwa, kita hanya memiliki sepuluh tahun lagi untuk menjaga manusia dari bencana iklim yang ekstrem.

Beberapa hari lalu, kita mendapat kabar bahwa gletser di antartika mengalami pencairan lebih cepat. Menurut peneliti, pencairan tersebut lebih cepat daripada apa yang diperhitungkan. 5-10 tahun ke depan, lapisan es tersebut akan runtuh dan akan mengakibatkan kenaikan air laut ke permukaan setinggi 61 cm.

Hal tersebut juga merupakan akibat dari pemanasan global yang terus terjadi di bumi. Jika hal ini terus berlangsung, bumi lambat laun akan menjadi tempat yang sangat panas. Ada banyak bencana yang akan terjadi jika pemanasan itu tidak dikurangi.

Misalnya adalah air laut akan menutup daratan, banjir, longsor, kekeringan, badai, dan lain sebagainya. Greta Thurnberg, aktivis lingkungan yang mendapatkan penghargaan Person of The Year Majalah Time 2019, menyebut bencana itu sebagai pemusnahan massal umat manusia.

Mungkin itu sebabnya Elon Musk dan kawan-kawan sudah lama sibuk membiayai proyek ke planet Mars. Beberapa tahun lalu, ia mengumumkan secara resmi tentang keinginannya untuk membuat sebuah roket yang lebih baik dan lebih murah dibanding roket-roket yang sudah dibuat sebelum-sebelumnya. Ia menginginkan suatu hari, umat manusia memiki alat transportasi antar planet.

Musk bahkan sudah lama bersiap untuk menjual tiket ke planet Mars. Dia memiliki cita-cita untuk mengkoloni planet Mars. Pada tahun 2022, ia akan mengirim robot ke Mars. Robot tersebut akan membuat tempat khusus untuk astronot ketika mereka datang di tahun-tahun berikutnya ke Mars. Tempat tersebut akan digunakan sebagai tempat tinggal dan tempat berlindung dari badai yang sering terjadi di Mars. Tahun 2050, Mars dalam proyeksinya sudah siap untuk ditinggali oleh jutaan manusia.

Di balik itu, Musk dan kawan-kawan sepertinya meyakini bahwa bumi memang tidak akan mampu diselamatkan dari kehancuran. Orang sains dalam hal ini juga menyebutnya sebagai katastrofi, yakni sebuah siklus alam yang disebabkan karena terjadinya ketidakseimbangan yang parah akibat ulah umat manusia. Ia akan menjadi malapetaka bagi umat manusia. Dalam siklus tersebut, umat manusia akan menjadi korban. Mungkin pada titik Inilah, apa yang dimaksud sebagai kiamat bagi umat manusia.

Hal yang penting kita pahami bahwa, siklus alam sebenarnya bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan jika manusia menjaga alam itu sendiri. Namun, kita tak bisa menampik bahwa kita adalah bagian dari orang yang menyumbang kerusakan alam yang terjadi di dunia, khususnya soal emisi karbon yang menyebabkan pemanasan global.

Sebagian besar umat manusia, kini sudah meyakini bahwa pemanasan global tidak mungkin dapat dihentikan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu penyebabnya menurut Bruno Latour, dalam We Have Never Been Modern (1991)  adalah paradigma demarkasi antara subjek dan objek terhadap manusia dan alam.

Menurut Latour, kesalahan cara pandang terhadap alam yang dilihat sebagai objek telah menjadi awal bencana bagi umat manusia. Deforestasi, pengolahan bahan kimia, industrialisasi dan lain sebagainya telah mengakibatkan berbagai bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun