Mohon tunggu...
Kakikiri
Kakikiri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Memberikan ASI Eksklusif, Inilah yang Wajib Kamu Ketahui tentang Asi

19 Desember 2018   14:00 Diperbarui: 19 Desember 2018   14:04 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

ASI merupakan makanan yang paling bernutrisi untuk bayi, selain mudah dicerna dapat menjadi pelindung untuk sistem kekebalan tubuh bayi terhadap bakteri dan virus yang mengancam. Menurut WHO dengan memberikan ASI eksklusif dapat membantu mencegah 800 juta anak terserang penyakit dari tahun ke tahun.

ASI yang diberikan kepada bayi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Namun, saat ini ada penelitian yang menyebutkan bahwa di dalam ASI terdapat zat berbahaya yang dapat membuat bayi menjadi keracunan ASI.

Penyebab ASI Menjadi Beracun

Tinggal di kota besar membutuhkan banyak tuntutan yang tinggi. Khususnya seperti di Jakarta, kamu diharapkan dapat melakukan segala sesuatu dengan sempurna. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadikan generasi saat ini menjadi generasi yang serba instan.

Akan tetapi, tanpa disadari dengan berkembangnya teknologi hampir setiap orang telah menyumbang racun ke dalam tubuh dengan menambah polusi dan sampah yang tidak terurai semakin banyak dari hari ke hari. Polusi inilah yang mengancam setiap orang dari bayi hingga orang tua. Bayi yang baru lahir sangat rentan terhadap berbagai ancaman polusi karena bayi belum bisa membuat sistem imun tubuhnya sendiri.

Menurut penelitian, senyawa kimia perflournated alkylates atau disingkat menjadi PFASs adalah senyawa kimia yang paling mudah dijumpai pada industri yang menghasilkan tekstil, produk cat, pakaian anti-air, dan berbagai produk makanan kemasan.

Senyawa kimia PFAS dapat terkontaminasi oleh ASI ibu yang dapat mempengaruhi perkembangan bayi dan menyebabkan keracunan ASI pada anak. Ada beberapa dampak yang bisa ditimbulkan jika keracunan senyawa kimia PFAS seperti:

  • Terjadinya gangguan terhadap pertumbuhan pada bayi, seperti gangguan dalam pertumbuhan, belajar, dan perilaku.
  • Menurunkan kesuburan karena dapat mempengaruhi kadar hormon dalam tubuh.
  • Dapat meningkatkan kolesterol
  • Mengganggu sistem kekebalan imun
  • Meningkatkan risiko kanker

Senyawa PFAS ini didapatkan oleh bayi dari ibunya yang memiliki lingkungan dengan tingkat polusi yang tinggi dapat mempengaruhi produksi ASI yang rentan terkontaminasi. 

Walaupun jumlah kandungan PFAS yang diminum oleh bayi dari ASI yang dihasilkan ibu sedikit, namun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghilangkan zat PFASs yang ada di dalam tubuh. Menurut ahli, waktu yang diperlukan untuk menurunkan kadar PFAS di dalam tubuh minimal 4 tahun atau untuk beberapa orang membutuhkan lebih banyak waktu.

Perlukah Memberikan ASI?

Hingga saat ini, ASI tetap menjadi makanan yang paling baik untuk diberikan kepada bayi. WHO menganjurkan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai anak berusia 2 tahun dengan diiringi pemberian makanan pendamping ASI. ASI memiliki banyak manfaat yang diperlukan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Oleh karena itu, ASI masih tetap diperlukan oleh bayi. Tetapi bagaimana dengan zat kimia PFAS yang mengancam bayi melalui ASI yang terkontaminasi yang dapat berakibat pada keracunan ASI?

Hampir semua orang memiliki PFAS dalam darahnya walaupun dalam kadar yang sangat sedikit. Hal ini terjadi dikarenakan hampir semua produk yang dihasilkan oleh industri yang dipakai menggunakan PFAS, seperti jas hujan, karpet, furnitur, dan berapa bahan pakaian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun