Mohon tunggu...
Kahfi Alfath
Kahfi Alfath Mohon Tunggu... Lainnya - Strongly driven to write my perspective related to human rights (human equality), social and politic issues.

Let's make this world as peace and harmony place to live in along with our diversity regardless of race, religion, gender and skin type!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Virus Corona dan Rasa Kemanusiaan yang Memudar

16 Maret 2020   21:15 Diperbarui: 16 Maret 2020   21:46 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Panic Buying (cnnindonesia.com)

           

Tahun 2020 merupakan tahun terberat bagi penduduk China serta miliaran penduduk Dunia. Sekali lagi, pada awal tahun ini, umat manusia kembali menghadapi virus dengan penyebaranya yang luar biasa cepat setelah sebelumnya virus Ebola, Mers dan SARS sempat mengguncang dunia. COVID-19 adalah nama virus yang dialamatkan oleh WHO untuk virus ini, atau kita biasa menyebutnya dengan Virus Corona.

Virus yang perdana ditemukan di Wuhan, China ini telah menginfeksi 104 negara dengan total 109.557 kasus dan telah merenggut 3.809 nyawa manusia per tanggal 09 Maret 2020 berdasarkan data dari WHO.

Hanya butuh waktu satu bulan bagi Corona semenjak ditemukan pada tanggal 31 Januari 2019 untuk menarik perhatian WHO agar mendapatkan predikat sebagai Global Health Emergency atau Darurat Kesehatan Global pada tanggal 30 Januari 2020.

Predikat ini pun menjadi warning bagi China dan dunia bahwa Corona bukan sekedar virus biasa dan harus ditangani secara serius mengingat belum adanya vaksin yang dapat menyembuhkan virus ini dan penyebaranya yang sangat cepat bahkan melebihi virus SARS yang sempat heboh dan mengguncang dunia pada tahun 2003.

Pada hari ke 41 sejak ditemukan, Corona telah menorehkkan rekor sejarah dunia dengan penyebarannya yang mencapai 41.700 kasus jauh mengalahkan SARS dengan 3.600 kasus seperti dilansir pada media thesun.co.uk.

Sementara di ibu pertiwi sendiri, virus Corona baru mengunjungi Indonesia secara resmi pada 2 Maret 2020 dengan dua kasus yang menimpa seorang Ibu dan anak perempuanya yang secara langsung  diumumkan oleh Menteri Kesehatan Terawan dan Presiden Jokowi. Seperti dilansir dari berbagai media, kedua warga tersebut tertular oleh WNA Jepang asal Singapura yang telah terbukti positif Corona.

Kasus perdana COVID-19 ini pun bak pukulan telak bagi Indonesia serta sekaligus menggugurkan berbagai asumsi yang berkembang bahwa negara kita aman dari Corona karena  termasuk dalam rumpun ras Melayu yang dianggap punya reseptor berbeda dengan warga di negara-negara yang telah terpapar virus tersebut.

Selain itu, kasus perdana Corona secara tidak langsung menampar wajah para pejabat Negara yang seakan meremehkan virus ini dengan berbagai ucapanya yang serampangan seperti berkelakar bahwa Corona nama brand Mobil, sampai Corona tidak akan masuk ke Indonesia karena izinya yang berbelit.

Kesombongan kita yang menganggap Indonesia kebal Corona pun terbayar sudah, tepat dua bulan semenjak ditemukan, akhirnya COVID-19 menginfeksi WNI dari daratan Indonesia. Kini tepat satu minggu sejak diumumkan per tanggal 10 Maret 2020, jumlah kasus Corona melonjak dratis sampai 200 persen menjadi 27 Kasus.  Angka ini pun dapat terus bertambah seperti bola salju, mengingat penyebaran virus ini yang sangat massif.

Dampak Corona sendiri langsung terasa bahkan dalam hitungan jam setelah resmi diumumkan. Harga masker, hand sanitizer dan alat kesehatan lainnya melonjak tajam jauh dari harga normal, bahkan dengan angka yang sangat tidak rasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun