Mohon tunggu...
Kahfi
Kahfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat wacana sosial, politik, agama, pendidikan, dan budaya

Manusia bebas yang terus belajar dalam kondisi apapun, Jangan biarkan budaya menjiplak ditengah ekonomi yang retak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengaji di Tengah Pandemi dan PTM

28 Agustus 2021   02:45 Diperbarui: 28 Agustus 2021   02:48 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak berkembangnya dunia teknologi serta kemajuan zaman yang kian canggih, suasana tradisi dan budaya mengaji yang pernah mengakar perlahan mulai berganti dengan sistem pendidikan formal. 

Bahkan, tak jarang menjadi sarana penghasilan dalam mengajar seorang anak mengaji (membaca dan menulis Al- Qur'an) serta mengamalkan ilmu agama.  

Padahal bila mengenang suasana mengaji, kita akan diperlihatkan berbagai pemandangan anak-anak yang ramai berjalan menuju masjid, rumah guru ngaji, dan mushala kerap menjadi pemandangan sehari-hari yang dilakukan anak-anak saat berangkat sebelum waktu sholat Ashar atau sebelum waktu shalat Magrib tiba. 

Terkadang, ada pula para anak laki-laki hingga menginap di masjid-masjid guna menambah pengetahuan mempelajari Al-Qur'an dengan mengkaji kitab-kitab ulama-ulama besar hingga menghatamkan kitab Al-Barzanji.

Suasana mengaji di pedesaan dan kota memang sudah banyak berubah, dahulu para guru mengaji mengajarkannya tanpa berharap mendapatkan imbalan atau mematok tarif anak-anak, tulus ikhlas. 

Lantaran, hanya ingin menyampaikan pesan da'wah dan menanamkan jiwa keagamaan terhadap anak-anak sejak dini. 

Hal itu menjadi motivasi dalam melakukan aktifitas guna memperbaiki akhlaq masyarakat dimasa mendatang, sehingga kegiatan mengajar itu berangkat dari keterpanggilan hati nurani dan pengabdian terhadap Allah SWT, sebagai amal jariyah.

Dari aktifitas tersebut tidak sedikit muncul anak-anak yang mahir dalam menghafal, membaca, menulis, dan melantunkan  ayat-ayat suci Al-Qur'an, Al-Hadits, serta berbagai kitab-kitab ulama besar yang tak berharakat. 

Kebiasaan ini tentu menjadi suasana diluar lingkungan pondok pesantren yang dirindukan oleh masyarakat, sebelum teknologi digital menyerang sendi-sendi kehidupan.

Terlebih lagi, saat kondisi pandemi yang disebabkan oleh corona virus disease 2019 (covid-19) tentu menambah problem masyarakat yang rindu melihat suasana pemandangan anak-anak berangkat menuju masjid, mushala, dan rumah guru ngaji untuk mempelajari ilmu Al-Qur'an.

Namun, terlepas dengan berkembangnya teknologi yang kian cepat dan pesat, anak-anak pun diharapkan bisa menggunakan sarana teknologi untuk mempelajari ilmu keagamaan, sehingga tetap tertanam jiwa keagamaan dalam diri anak-anak sejak dini. Tidak hanya dipergunakan untuk pembelajaran formal semata, melainkan membentuk masyarakat agamis juga.

PTM Kegiatan Mengaji

Merespon pembelajaran tatap muka (PTM) yang ditetapkan oleh pemerintah melalui SKB 4 menteri, kegiatan PTM akan berlangsung di sekolah mulai pada tahun ajaran baru 2021/2022, 31 Agustus mendatang dengan menerapkan beberapa persyaratan untuk bisa dipenuhi oleh sekolah. 

Dengan kebijakan tersebut, memberikan peluang juga bagi keberlangsungan guru-guru ngaji memulai kembali aktifitas mengajar anak-anak sejak dini.

Jangan sampai, sekolah sudah di perbolehkan kegiatan tatap muka, namun kegiatan informal seperti mengaji masih dilaksanakan melalui aplikasi gadget yang membuat anak-anak justru mengalami kebingungan dalam menerima pemahaman tentang ayat-ayat suci Al-Qur'an dan Al-Hadits serta ilmu keagamaan yang lainnya. 

Sekalipun, pondok pesantren sudah memulai kegiatan pendidikan formal sebelum kemendikbud menetapkan untuk memberlakukan pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah umum.

Akhirnya, penulis pun merindukan melihat pemandangan anak-anak yang berjalan menuju tempat-tempat mempelajari Al-Qur'an dan Al-Hadits serta kitab-kitab ulama besar yang menambah wawasan ilmu keagamaan, sebagai penanaman karakter jiwa keagamaan masyarakat sejak dini oleh guru-guru ngaji yang ikhlas, tanpa memberikan tarif dalam mengajarkan atau memberikan ilmunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun