Mohon tunggu...
Kahfi
Kahfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat wacana sosial, politik, agama, pendidikan, dan budaya

Manusia bebas yang terus belajar dalam kondisi apapun, Jangan biarkan budaya menjiplak ditengah ekonomi yang retak.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengembalikan Komunikasi Langsung Melalui PTM

27 Agustus 2021   09:18 Diperbarui: 27 Agustus 2021   09:27 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjalani aktifitas sehari-hari tentu harus dengan saling berkomunikasi, tidak hanya dalam hubungan keluarga, lingkungan tinggal, dan lingkungan sekolah atau pun kampus menjadi salah satu upaya membentuk hubungan komunikasi yang baik antara peserta didik atau pun mahasiswa dengan guru atau dosen yang sempat mengalami perubahan dalam sistem pembelajaran sebagaimana tertuang dalam SKB 4 Menteri Nomor 01/KB/2O2O, Nomor 516 Tahun 2O2O, Nomor HK.03.0 1 /Menkes I 363 I 2O2O, Nomor 440-842 Tahun 2020 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2O2O/2O21 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) .

Pola hubungan komunikasi yang berlangsung selama T.A 2020/2021 berlangsung melalui sistem dalam jaringan (Daring) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau juga belajar dari rumah (BDR) membuat komunikasi semua dilakukan melalui online. Suka atau tidak ketergantungan dengan gadget menjadi salah satu penghambat komunikasi tatap muka antara siswa dengan guru dan mahasiswa dengan dosen belum lagi hubungan sesama teman yang intens melalui jalur teknologi otomatis akan membentuk ekosistem baru, manusia digital. Ya, ekosistem digital akan mengisi berbagai sendi kehidupan yang telah terjadi selama diberlakukannya PSBB dan PPKM.

Sekalipun beda arti sebagaimana merujuk dari Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan tentang perbedaan PSBB dan PPKM. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlangsung pada awal pandemi 2020 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat baru berlangsung pada Juni 2021, "PSBB itu kan bottom-up (bawah ke atas) dari daerah itu setiap provinsi bisa mengajukan menjadi PSBB, nanti disahkan oleh Menteri Kesehatan. Tapi yang kali ini (PPKM Darurat) top-down (atas ke bawah)," kata Luhut dalam acara Rosi yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (1/7/2021) malam.

Sebagaimana dikutip dari https://nasional.kompas.com/read/2021/07/02 berjudul Apa Beda PSBB dengan PPKM Darurat? Ini Penjelasan Menko Luhut.

Atas dasar tersebut pula pemerintah yang diwakili 4 kementerian mengeluarkan Keputusan Bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian dalam Negeri dengan Nomor 03/KB/2021, Nomor 384 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021, Nomor 440-717 Tahun 2021 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Dengan demikian yang perlu dijadikan perhatian oleh guru ataupun dosen ialah pola komunikasi yang sebelumnya berlangsung melalui online menjadi tatap muka. Sebab, peserta bisa saja masih terbiasa dengan gadget yang bila dalam kehidupan normal itu dilarang dalam proses pembelajaran, namun sejak diberlakukannya PSBB hingga PPKM proses pembelajaran melalui online, tentunya membuat sedikit banyak anak didik harus bisa dilepaskan kembali kebiasaannya menggunakan gadget agar tetap menjadi makhluk sosial yang berinteraksi tanpa menggunakan gadget.

Tentu menjadi harapan besar, saat anak didik bisa bermain, berkumpul, dan bersenda gurau bersama dalam suatu ruangan kelas, taman sekolah, perpustakaan, dan juga kantin yang menjadi tempat favorit saat istirahat. Namun, sayangnya, walaupun Pembelajaran Tatap Muka berlangsung, namun penerapannya tetap diperketat. Sehingga kebiasaan berkumpul pun masih dilarang, kantin, ekstrakulikuler, dan aktifitas lain selain pembelajaran pun masih dilarang.

Jadi, bagaimana pemerintah akan mengembalikan hubungan komunikasi siswa dan guru atau mahasiswa dan dosen agar tidak ketergantungan dengan gadget, ini akan menjadi persoalan baru ditengah arus berkembangnya teknologi, jangan sampai anak-anak peserta didik menjadi korban atas penerapan PPKM sehingga pergaulan dan komunikasi semua dilakukan dengan teknologi yang akan menggerus hubungan komunikasi sosial. Menjadi ekosistem manusia digital yang tak peduli dengan lingkungan sekitar dimasa mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun