Mohon tunggu...
Kahfi
Kahfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat wacana sosial, politik, agama, pendidikan, dan budaya

Manusia bebas yang terus belajar dalam kondisi apapun, Jangan biarkan budaya menjiplak ditengah ekonomi yang retak.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Naikkan "Great Puan", Skenario 2019 Terulang

27 Agustus 2021   02:33 Diperbarui: 27 Agustus 2021   03:44 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemerdekaan 17 Agustus 2021 merupakan HUT ke-76 yang dirasakan oleh bangsa Indonesia setelah 3,5 abad dijajah kolonial Belanda dan 3,5 tahun di jajah oleh Jepang. 

Tentu tidak mudah membangun peradaban yang baru ditengah kondisi sosial yang sedang mengalami pandemi, seperti Indonesia. Namun, ditengah kondisi ini masyarakat merasakan hal yang tak wajar dengan beredarnya gambar politisi, mulai dari ketua umum partai politik hingga pejabat negara mengisi baliho yang bertebaran diberbagai wilayah NKRI.

Terlepas dari berbagai sosok ketua umum dan pejabat negara yang lainnya, penulis tertarik melihat beredarnya foto Puan Maharani yang merupakan putri dari Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri dan juga cucu dari Proklamator Indonesia sekaligus Presiden pertama, Soekarno. Seingat penulis lantaran baliho Puan yang terpampang, akhirnya mengundang beberapa ketua umum dan pejabat negara turut serta meramaikan baliho di berbagai daerah.

Sehingga menimbulkan penilaian dari berbagai pengamat dan masyarakat, serta lembaga survei, bahwa baliho yang terpampang merupakan awal dari pertarungan politisi dalam menarik simpati untuk kepentingan pemilu dan pilpres 2024 mendatang. 

Ketika, wacana pilpres 2024 terlintas, ditengah ramainya perang baliho serta prediksi dari berbagai lembaga survei sosok yang akan menggantikan Jokowi. 

Seperti halnya orang awam menilai bahwa baliho yang bertaburan tak mencermikan kepekaan sosial politisi terhadap rakyatnya. Ditengah kondisi pandemi yang belum juga usai, mereka malah membuang uang guna memasang gambar dengan ukuran yang beraneka ragam.

Namun, dalam strategi politik ternyata itu merupakan cara untuk menarik simpati dan memperkenalkan diri seseorang guna menaikkan great popularitas dan elektabilitas. 

Atas dasar tersebut, penulis pun berasumsi bahwa ini merupakan skema yang dilakukan Puan yang berdasarkan beberapa lembaga survei masih menempatkannya jauh dari beberapa nama yang digadang-gadang akan menjadi pengganti Jokowi di 2024.

Kisah Pilpres 2014-2019

Bila masih ingat dengan pertarungan politik 2019 beberapa lembaga survei sudah jauh-jauh hari memprediksi bahwa yang akan bertarung adalah Jokowi dan Prabowo, namun sempat muncul juga nama Anis Baswedan yang berhasil menjadi Gubernur DKI setelah mengalahkan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang tersandung kasus penistaan agama saat itu. 

Lantaran, tak ingin disamakan dengan sosok Jokowi yang baru terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta atas dukungan PDIP dan Grindra, kemudian mendapatkan restu dari sang ketua umum PDI-P, Megawati untuk maju menjadi Capres 2014 dengan berpasangan bersama Jusuf Kalla saat itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun