Mohon tunggu...
Ahmad Kafin azka
Ahmad Kafin azka Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa dan Santri

mahasiswa dan santri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Menulis bagi Santri

18 Februari 2019   19:17 Diperbarui: 18 Februari 2019   19:22 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
) 24 ribu santri nusantara melakukan kegiatan menulis mushaf Alquran dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 22 Oktober 2016, demikian pula di Ponpes Madani Unggulan Bintan, Rabu (12/10). Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kanwil Kemenag Kepri H. Marwin Jamal. (hatiman_images) Kepala Kanwil Kemenag Kepri, Walikota Tanjungpinang dan Ketua Panitia Pembangunan Surau Darul Hidayah pada kegiatan peletakkan batu pertama pembangunan Surau Darul Hidayah di Dompak Lama Tanjungpinang, Rabu (12/10). (hatiman_images)

Didalam pesantren kegiatan menulis memang tidak begitu mendapatkan perhatian khusus. Maka maklumlah kalau dari kalangan santri hanya minim yang bisa menulis. Jadi mayoritas santri yang bisa menulis bukan berasal dari kursusan atau pembelajaran disekolah, namun mereka belajar sendiri atau secara autodidak. So, jangan menilai rendah santri jika mereka tidak bisa menulis. 

Alasan lain mengapa kalangan santri hanya sedikit yang bisa menulis yaitu karena fasilitas yang tidak memadahi, tidak ada dorongan untuk menulis, juga terbatasnya waktu, karena hampir semua waktu bagi santri hanya digunakan untuk belajar ,terutama kitab. jadi bila ada santri yang bisa menulis maka patutlah ia kita acungi jempol. kalau bisa empat jempol hehe.

Dalam pandangan islam, menulis adalah kegiatan yang sangat mendapatkan perhatian. Kita tengok sejarah dulu yuk, Seperti halnya ketika pada Perang Badar. saat itu kaum muslimimin tengah menawan 70 orang dari kaum musyrikin. 

Sebagian mereka agar terbebas maka dikenai tebusan dengan uang 400 dirham. Sedangkan sebagian yang bisa menulis, Rasulullah memintanya untuk mengajarkan menulis kepada 10 pemuda madinah. Hal Itu merupakan sebuah bukti bahwa dalam islam menulis sangat diperhatikan. Yang tak lain tujuannya yaitu agar pemuda-pemuda bisa menulis serta dapat menyalurkan ilmu-ilmu mereka kepada pemuda lainnya.

Tradisi menulis seharusnya dapat ditumbuhkembangkan dipesantren menjadi kebiasaan santri. Karena supaya ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh dapat dipelajari oleh orang lain bukan hanya melalui face to face atau tatap muka langsung saja namun juga dalam bentuk tulisan. 

Baik dimasa sekarang atau masa yang akan datang. Baik kita masih hidup atau setelah kita mati puluhan bahkan ratusan tahun. seperti contoh saja imam ghazali yang hidup ratusan tahun lalu. Namun apa ? karyanya ihya' ulumudin dan karya lainnya  tetap masih bisa kita pelajari sampai detik ini.

Bagi santri, menulis juga merupakan kewajiban untuk menyebarluaskan tulisan-tulisan ulama yang hanya berupa tulisan arab dan kitab kuning. Maka sudah jelas pasti masyarakat awam akan mengalami kesulitan dalam memahami isi kitab-kitab tersebut. 

Jadi tugas santri yaitu membuat bagaimana isi dari kitab-kitab tersebut dapat dipahami dengan mudah oleh masyarakat awam. tak lain yaitu dengan menulis. Dengan keterampilan menulis, santri akan mudah menyebarkan isi-isi dari kitab kuning yang belum dapat dipahami oleh masyarakat.

Menulis juga merupakan kesempatan bagi santri sebagai sarana untuk berdakwah. Karena tentunya dipesantren santri hanya bisa eksis dikalangan santri-santri saja. Namun yang lebih butuh itu ialah masyarakat. Dengan menulis santri bisa mengajarkan ajaran-ajaran islam dalam bentuk tulisan. Itu juga merupakan sebuah bentuk eksistensi dari kalangan santri. 

Melihat banyaknya persangkaan buruk orang-orang luar sana bahwa santri adalah sesat, ilmu yang diajarkan dipesantren ialah sesat. Maka dari itu tugas santri harus menentang persangkaan tersebut. Tak lain dengan membuktikan bahwa apa yang dijarkan dipesantren adalah hal baik dan benar. Allahu akbar!!

Mengingat ungkapan Imam Ghazali "jika kamu bukan anak raja, bukan anak bangsawan, bukan anak terpandang, maka menulislah" yang tak lain ungkapan tersebut diperuntukkan kepada siapa saja yang mau menulis tanpa pandang bulu tak terkecuali santri. semoga menjadi sebuah motivasi bagi santri untuk mau menulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun