Mohon tunggu...
Ahmad Kafil Mawaidz
Ahmad Kafil Mawaidz Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Ajarkanlah sastra pada anak-anakmu, agar anak pengecut jadi pemberani - Umar bin Khattab

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Belajar dari Lord Didi, Sang Ulama Campursari

7 Mei 2020   16:11 Diperbarui: 7 Mei 2020   16:13 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dua tahun belakangan jargon ambyar begitu melekat di telinga masyarakat kita. ambyar dalam bahasa jawa berarti berpisah-pisah atau bercerai berai. Jargon ambyar dipopulerkan oleh sang maestro campursari indonesia, Didi Kempot. Lewat lagu-lagu patah hatinya nama ambyar semakin melekat kepada penggemar Didi kempot. Sehingga banyak penggemar menamai diri mereka sebagai sobat ambyar, dan Didi kempot sendiri dijuluki dengan The Goodfathe of broken Heart.

Sebenarnya nama Didi kempot sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat musik indonesia. namanya sempat mencuat di akhir tahun 90’an lewat lagu-lagu campursari khas bahasa jawa. Melalui lagu stasiun balapan, nama Didi Kempot semakin populer di belantara musik tanah air. Bahkan sebelum terkenal di indonesia, beliau sudah mempopulerkan lagu-lagunya di luar negeri, seperti Suriname, Amerika Selatan dan Rotterdam, Belanda.

Perjalanan musik Didi Kempot sudah cukup lama dan tidak berjalan sangat mulus. Hampir 30 tahun Lord Didi, menemani para pecinta musik campursari di tanah air. Berawal dari pengamen di Solo selama 2 tahun, dilanjutkan menjadi pengamen di Jakarta selama 4 tahun. Di daerah Slipi Jakarta itulah tempat ngamen Lord Didi beserta rekan-rekannya. Nama panggung Didi, yaitu Kempot berasal dari sini. Kempot merupakan akronim dari “Kelompok penyanyi trotoar”. 

Lord Didi Melakukan rekaman pertama di jakarta lewat lagu cidro, dari situlah keberuntungannya dimulai, dan beliau terus berkarya melalui lagu demi lagu dengan tema patah hati. Namanya semakin populer dan puncaknya di akhir tahun 1998, lagu stasiun balapan booming, alhasil tidak ada yang tidak kenal dengan nama Didi Kempot. Setelah beberapa tahun, popularitas Didi Kempot pun mengalami kemunduran, karena naiknya pamor musik pop di belantara nusantara kala itu. 

Lagu-lagu dangdut ataupun campursari mengalami penurunan peminat, sehingga namanya kurang lagi di perhitungkan di dunia permusikan tanah air. Meskipun namanya sudah jarang terdengar lagi, namun hampir setiap hari lagu-lagunya dinyanyikan oleh musisi lainnya lewat genre yang berbeda yakni, dangdut. Hingga saat ini, saya belum mendengar ada perselisihan hak cipta lagu, atau hak pakai atau apalah namanya itu dari seorang Didi Kempot.

Lewat acara Ngobam “ngobrol bareng musisi”, nama Didi Kempot seakan terlahir kembali. Ngobam merupakan acara dari penyiar radio Ghofar Hilman untuk mengenal lebih dekat musisi-musisi di tanah air. Legend is back, sang legenda kembali muncul. Paras wajah masih sama, namun agak sedikit lebih tua dan “Kempot “ (kempong pipi pada usia tua). Masih berambut gondrong dan berpakaian tradisi jawa menjadi ciri khas kostum panggungnya.

Anak pasangan dari seniman Ranto Gudel dan Mamiek prakoso ini seakan dipanggil kembali oleh dunia musik Indonesia. Sosok Didi Kempot seakan tidak boleh hilang begitu saja di Indonesia. setelah di puncak kelahiran yang kedua, pemilik nama asli Didik Prasetyo ini dipanggil tuhan untuk menghadapnya. Tepatnya 5 mei 2020 setelah gagal melawan penyakit asmanya di Rumah Sakit Kasih Ibu sekitar jam 07.30 WIB.

Sebelum mudik kehadapan tuhan, Didi Kempot menciptakan lagu terakhirnya, ojo mudik. Lagu ini beliau dedikasikan untuk rakyat perantauan di Indonesia agar tidak mudik selama musim peandemi virus corona belum berakhir. Selain itu Didi Kempot juga aktif mengumpulkan dana bantuan sosial untuk penanganan wabah ini. setelah bersama narasi.tv yang dipimpim mbak najwa berhasil mengumpullkan 9 miliar lebih, di acara lain, Rosi Didi dengan konser di rumahnya berhasil mengumpulkan dana 7,6 miliar untuk disumbangkan kepada korban wabah tersebut.

Konsistensi dari Lord Didi selayaknya harus ditiru. Dia berani membawakan kearifan lokal untuk mendunia.Bahwa sebagai orang indonesia banggala dengan budaya indonesia, bukan budaya dari luar Indonesia. Kelahirannya yang kedua seakan untuk mengingatkan Indonesia pada sosok Didi Kempot, sosok yang rendah hati, murah senyum, dan menemani mereka yang lagi patah hati.
Selamat jalan Lord Didi, sang ulama campursari, selamat mneg-ambyarkan surgaNya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun