Ketika benar-benar sudah berada diluar kerumunan, betapa kagetnya aku disaat bersamaan tidak terlalu jauh dariku kulihat Pak Menteri juga seperti baru saja bisa dikeluarkan dari kerumunan oleh beberapa aparat, tidak mau melewatkan kesempatan, saat itu juga aku menyalami beliau, bahkan luar biasanya tidak hanya tangan beliau yang bisa aku cium, tapi saat itu kami layaknya sahabat lama yang tidak bertemu, sehingga masih sempat bisa cipika-cipiki dalam kesempatan itu.
"Alhamdulilah, dapat juga berkahnya!" Bisikku girang dalam hati masih sambil terbengong-bengong tidak percaya dengan apa yang terjadi, sambil melihat Pak Menteri berlalu .
Karena merasa kelelahan, aku akhirnya memilih duduk di bawah pohon rindang di pinggiran jalan tepian komplek GOR tempat penjual es godir kesukaanku menjajakan jualannya, agak jauh dari panggung utama acara yang ada di dalam gedung utama ditengah-tengah komplek GOR.Â
Mengambil duduk paling ujung, agak menjauh dari pembeli es godir lainya,  sambil menikmati legitnya Es Godir dengan sendok bebek stainless yang dingin itu, aku keluarkan dompet kulit gendut itu dari balik bajuku.
Baca Juga : Â Kisah Kurma Busuk Aburrahman bin Auf dan Kegagalannya Memiskinkan Diri
Perlahan-lahan kubuka lipatan dompetnya. Betapa terkejutnya aku, ketika kulihat disitu tampak Pak Menteri dengan setelan resmi pakai peci hitam persis seperti yang pernah kulihat di tipi, tengah tersenyum tipis dalam pasfoto sekira ukuran 4 X 6 itu. Setelah sejenak termangu, kulihat isi dompetnya yang lumayam tebal. ada banyaksekali  pecahan seratus ribuan dan lima puluh ribuan di situ, selain beberapa lembar uang pecahan kecil seperti sepuluh dan dua puluh ribuan.
***
Keesokan harinya, seluruh Indonesia gempar! Seluruh koran dan televisi memberitakan Pak Menteri yang kecopetan dompet saat menghadiri Harlah partai yang telah membesarkan namanya.Â
Di kampungku, berita ini otomatis langsung viral! Selain semua lelaki kampungku kemarin pagi juga hadir di acara Pak Menteri itu, warga kampung kami yang sebagian laki-lakinya memang punya usaha sampingan nyopet, jadi bertanya-tanya, siapa yang berani nyopet Pak Menteri!? Siapa yang bisa nyopet Pak Menteri yang dikawal? Kasak-kasuk akhirnya menyebar ke seantero kampung.Â
Uniknya, para pencopet senior di kampungku juga buka suara terkait insiden menarik dan spektakuler yang katanya baru pertama kali terjadi itu! Mereka semua mengaku kagum dengan keberanian sekaligus kelihaian si-pencopet yang berhasil nyopet dompetnya Pak Menteri. "Pasti bukan tukang copet sembarangan" kata mereka!
Demi mendengar semua itu, aku hanya memilih diam seribu bahasa, sampai keeseokan harinya lagi, Bapak Bupati selaku tuan rumah akhirnya memasang iklan di koran, kepada siapa saja yang bisa menemukan dompet Pak Menteri dan mau mengembalikannya secara utuh, terutama surat-surat penting yang ada di dalamya seperti KTP, SIM, ATM dan lain-lainnya akan diberi imbalan sepantasnya oleh Pak Menteri langsung.Â