Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Diary Kisah Ramadan Anak-anak di Kaki Gunung Lawu Tempo Dulu

19 April 2021   22:06 Diperbarui: 21 April 2021   15:03 2886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Weweh atau Munjung. Sumber: Antara Foto

Ini yang unik, biasanya kami anak-anak akan memilih shalat berjamaah di dekat rumah masing-masing, tapi ada juga yang memang sengaja mencari yang shalatnya relatif cepat. Kebetulan di kampung kami memang mempunyai keberagaman Islam yang luar biasa indahnya. Ada yang shalat tarawih plus witirnya hanya  11 rakaat dan ada pula 23 rakaat.   

Bisa ditebak, yang sebelas rakaat didominasi anak-anak muda dan anak-anak seperti kami, sedangkan yang 23 rakaat biasanya didominasi oleh para tetua kampung dan para orang tua. Selain itu, biasanya yang 11 rakaat juga ada kultum-nya, kuliah tujuh menit alias ceramah yang biasanya juga dicari-cari anak-anak sekolah, karena adanya buku tugas dari sekolah yang wajib diisi tema, sinopsis dan juga tanda tangan imam dan penceramahnya. 

Baca Juga :  Merdeka dari Belenggu Aquaphobia

Setelah selesai shalat tarawih dilanjut witir, bisanya para remaja dewasa akan melanjutkan dengan tadarusan atau membaca Alquran secara bergantian di langgar, musholla atau juga di masjid dengan target 1 juz per-malam yang rata-rata akan selesai menjelang tengah malam. Sedangkan untuk anak-anak level SD biasanya langsung berhamburan ke halaman masjid, terlebih jika hari terang bulan dan tidak di musim hujan.

Di halaman langgar, musholla atau juga di masjid, banyak sekali yang bisa kita lakukan, mulai main kembang api, petasan ringan seperti petasan cap lombok, lampion terbang dari koran yang dibentuk kubus dan dibakar sudut-sudutnya, main oncor atau obor untuk mengantar anak-anak yang rumahnya agak jauh (ini terjadi sebelum listrik masuk desa kami, sekitar tahun 1983), selain itu ada juga yang main gobak sodor, benteng-bentengan dan lain-lainnya.

Oya, tradisi saling mengusap kaki secara berpasangan ini (untuk bocah-bocah laki-lakinya ya!) merupakan salah satu tradisi turun-temurun di kampung kami dan juga salah satu kenangan masa kecil yang sepertinya tidak akan pernah kami lupakan.

Setelah capek, biasanya kami balik lagi ke langgar, musholla atau juga di masjid untuk menikmati takjil atau konsumsi dari warga yang memang sengaja dipersiapkan untuk siapa saja yang beraktifitas di langgar, musholla atau juga di masjid. Sambil menikmati konsumsi takjil, ada juga diantara kami yang belajar menyimak bacaan Alquran para senior, tapi ada juga yang saling "mengusap kaki" teman satu-sama lain sampai masing-masing kadang-kadang tertidur.  

Biasanya, bagi anak-anak selevel SD bisa melakukan aktivitas malam diluar setelah shalat tarawih dan witir ini selama seminggu diawal dan akhir bulan ramadan, ketika sekolah memang diliburkan. Sedangkan di dua minggu pertengahan puasa, karena biasanya sekolah masuk untuk pondok ramadan, maka jadwal main malam diluar rumah nggak ada lagi.


Besok paginya, setelah sahur bersama keluarga di rumah, biasanya semua anak-anak sudah pada lari ke langgar, musholla atau juga ke masjid sebelum azan shalat Subuh berkumandang atau ketika syahdunya lantunan tarhim Syaikh Mahmoud Al-Hussary yang memang ngangeni mulai berkumandang diangkasa dan setelah melakukan shalat Subuh berjamaah, tradisi kebiasaan di kampung kami adalah jalan pagi keliling kampung. 

Kebiasaan ini juga menjadi salah satu kenangan Ramadan yang tidak pernah kami lupakan. Biasanya, seluruh warga kampung semuanya keluar rumah untuk menghirup udara segar bersama-sama. Tradisi ini juga menjadi ajang silaturahmi antar warga, terutama yang baru pulang mudik setelah lama merantau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun