Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Kecerdikan Utsman bin Affan "Mengakuisisi" Sumur Yahudi

17 April 2021   07:37 Diperbarui: 17 April 2021   07:41 6468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumur Wakaf Utsman bin Affan, sekarang | @tawaf.or.id 

Sayangnya, ternyata negosiasi dengan si yahudi tidak berjalan mulus bahkan beberapa kali berakhir dengan deadlock, karena kebakhilannya si-yahudi hanya mau melepas sumur dengan harga yang tidak masuk akal. 

Alhamdulillah, akhirnya Allah SWT memberikan petunjuk melalui kecerdasan dan pengalaman Utsman sebagai bussinesman. Disinilah, kecerdasan strategi Utsman benar-benar terbukti brilian! 

Utsman setuju menerima harga tinggi si yahudi, bahkan lebih tinggi dari yang ditawarkan, tapi Utsman hanya mengajukan penawaran untuk membeli "separuh" saja dari sumur tersebut, jadi deengan harga separuh juga, yaitu seharga 20.000 dirham, dengan teknis perjanjian sehari sumur menjadi milik  Usman bin Affan dan sehari besoknya kembali menjadi milik si Yahudi.

Baca Juga :  Kisah "Dilema Delima" Ali bin Abi Thalib, Mengungkap Keajaiban Sedekah

Strategi penawaran harga tinggi Utsman bin Affan, tapi hanya mengambil separuh bagian sumur Bi'ru Raumah ini diterima oleh si Yahudi dengan suka cita. Si yahudi telah berhitung akan mendapatkan untung besar, yaitu dapat uang dari pembayaran Utsman bin Affan dan yang pasti sumur Bi'ru Raumah secara fisik tidak berkurang sedikitpun alias tetap menjadi miliknya. Toh yang diambil airnya saja, bukan sumurnya!

Setelah prosesi akad jual beli tuntas, Utsman bin Affan atas nama Rasulullah SAW langsung mengumumkan kepada seluruh warga Madinah, bahwa sejak hari ini dan berjeda tiap satu hari, semua warga Madinah boleh mengambil air bersih di sumur Bi'ru Raumah untuk kebutuhan masing-masing selama dua hari tanpa harus membayar alias gratis.

Artinya, jika perjanjian di mulai hari ini, maka hari ini warga Madinah boleh mengambil air di sumur secara gratis dan  besoknya warga Madinah tidak bisa lagi mengambil air di sumur secara gratis, karena hari itu sumur kembali menjadi milik si Yahudi. Jadi kalau warga Madinah mau mengambil air gratis lagi, baru bisa mengambil besok lusa. Begitulah seterusnya! 

Disinilah, kecerdikan Utsman terbukti! Keesokan harinya, sumur  Bi'ru Raumah yang kembali menjadi milik si yahudi ternyata tidak ada pembelinya, karena semua penduduk Madinah sudah mempunyai persedian air yang cukup di rumah untuk dua hari. Situasi ini terus berulang, sampai akhirnya si yahudi merasa rugi, karena tidak ada pendapatan lagi, sampai akhirnya si-yahudi menjual "separuh" sumur tersisa yang menjadi haknya kepada Usman bin Affan.

Baca Juga :  Kisah Penjual Susu, Pewaris Kesalehan Khalifah Umar bin Abdul Aziz

Sekali lagi, disini Utsman menunjukkan kesalehan dan kebesaran jiwanya, secara hukum ekonomi si yahudi yang telah pasrah separuh sumurnya dihargai berapapun oleh Utsman, sebagai bussines man tentu sah-sah saja sebenarnya Utsman membeli separuh sumur "kedua' itu dengan harga yang murah! 

Tapi Utsman tidak memilih opsi itu! Demi kemanusiaan, Utsman lebih memilih untuk tetap membeli sumur itu dengan harga tinggi, yaitu sama dengan harga pembelian separuh sumur yang pertama, sebesar 20.000 dirham. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun